Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, menilai bahwa insiden penurunan bendera kebangsaan RI, merah putih, di Aceh dilakukan oleh segelintir orang yang tak suka dengan perdamaian di Bumi Nanggoe Aceh Darusalam, dan hal itu menjadi musuh bersama. "Dari sekian juta rakyat Aceh, ada satu, dua pihak yang tak senang ada perdamaian di Aceh, dan itu menjadi musuh semua, pemerintah, polisi, KTA serta seluruh rakyat Aceh," kata Wapres Kalla saat menjawab pertanyaan soal insiden penurunan bendera di Aceh dalam pengambilan gambar "Republik Mimpi" news.dot.com di Istana Wapres Jakarta, Selasa. Menurut Wapres Kalla, ia telah memerintahkan aparat kepolisian untuk segera menangkap para pelakunya. Hal itu, tambah Wapres merupakan penghinaan. Menurut Wapres, tindakan penurunan bendera tersebut bukan mewakili seluruh rakyat Aceh. Yang jelas, ujar Wapres, Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Helshinki mengantarkan perdamaian bagi rakyat Aceh karena itu harus dijaga bersama-sama. Wapres Kalla saat ditanya news.dot.com "Republik Mimpi" mengenai apa mimpinya yang membuatnya takut selama ini langsung menjawab, jika mimpi beneran, maka dirinya sangat takut mimpi di kejar-kejar anjing. "Kalau mimpi di 'Republik Mimpi' takut kalau Indonesia masih berkelahi, rusuh dan sebagainya," kata Wapres Kalla. Menurut Wapres, rakyat boleh bermimpi, namun mimpi-mimpi tersebut yang harus ditransformasikan oleh para pemimpinnya. Pemimpin, dalam penilaian Wapres Kalla, yang harus melaksanakan dan mewujudkan mimpi-mimpi rakyat tersebut. "Rakyat boleh saja mimpi, tapi pemimpinlah yang harus mentranformasikan mimpi itu menjadi kenyataan. Kita pemimpin yang melaksanakan," kata Wapres Kalla menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007