Sidoarjo, 15/8 (ANTARA) - Pertemuan antara tiga orang perwakilan korban luapan lumpur Lapindo Brantas Inc asal Perum Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I dengan Kepala Desa Kedungbendo Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, Jatim, H Hasan di Balai desa setempat, Rabu, berakhir ricuh. Puluhan warga Kedungbendo yang juga korban luberan lumpur yang membela Kadesnya, mengeroyok tiga orang perwakilan warga PerumTAS hingga babak belur. Ketiga orang itu antara lain Husein Patti, Teddi, dan Maulana Hanafi. Kericuhan itu tak terelakkan, karena sejak awal dialog, sudah tampak saling ngotot, sehingga berlangsung panas. Tiga warga perwakilan Perum TAS I tetap ngotot, bahwa berkas-berkas warga korban lumpur asal Perum TAS I tak perlu mendapatkan tandatangan RT/RW. Sedangkan, Kades Kedungbendo H Hasan dan warga desa lainnya yang mendukung meminta tetap membutuhkan tandatangan dari RT/RW. Akibat silang pendapat itu, warga Kedungbendo yang tidak menyukai ulah ketiga perwakilan Perum TAS tersebut langsung "menghadiahi" mereka dengan bogem dan melemparinya dengan batu. "Mereka telah merusak rumah Kades Haji Hasan, sebagai warganya kami marah," kata salah seorang warga sembari menuding ke arah ketiga warga Perum TAS I tersebut. Dalam dialog tersebut, sebenarnya warga Perum TAS I akan menanyakan kenapa berkasnya tidak ditandatangani Hasan. Mereka juga sempat merusak rumah Hasan, Jumat (10/8) lalu. Dalam dialog tersebut Kades Hasan menanyakan kembali mengenai aksi perusakan rumahnya dan kebetulan dia masih mengingat wajah perusak rumahnya. "Kamu yang merusak rumah saya," kata Hasan sambil menuding ke arah Hanafi. Tanpa dikomando warga Kedungbendo mengerubuti Hanafi dan dua temannya sambil terus melayangkan pukulan. Akhirnya ketiga perwakilan Perum TAS tersebut minta maaf. Surat pernyataan maaf itu ditulis di atas secarik kertas dengan dibubuhi materi dan tandatangan mereka.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007