Jakarta (ANTARA News)  - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, bergerak melemah sebesar 20 poin ke level Rp14.592 dibanding sebelumnya Rp14.572 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa dolar AS kembali menguat terhadap sejumlah mata uang dunia, menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

"Pasar cenderung fokus pada FOMC bulan Agustus yang akan menjadi indikator kebijakan The Fed ke depan," katanya.

Ia mengemukakan bahwa dalam pertemuan The Fed sebelumnya, para pejabat the Fed memberi sinyal kebijakannya tetap di jalur untuk kenaikan suku bunga pada tahun ini.

"Sejumlah bank sentral negara-negara dunia termasuk pelaku pasar akan mencermati arah kebijakan moneter The Fed," katanya.

Sementara itu, Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan pelemahan rupiah relatif terbatas menyusul sentimen perang dagang yang cenderung mereda dan kondisi ekonomi dalam negeri yang relatif cukup kondusif.

"Akan ada pertemuan Amerika Serikat dengan Tiongkok, diharapkan menghasilkan kesepakatan sehingga stablitas ekonomi dunia tetap terjaga," katanya.

Sementara dari dalam negeri, lanjut dia, sentimen mengenai nota RABPN 2019 yang disampaikan Presiden Joko Widodo memberi harapan bahwa stabilitas ekonomi nasional ke depan tetap terjaga.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini 20/8), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.578 dibanding sebelumnya (16/8) di posisi Rp14.619 per dolar AS.

Baca juga: Permintaan aset berdenominasi dolar, picu pelemahan rupiah Senin pagi
Baca juga: Pengamat ingatkan asumsi kurs RAPBN perlu ditindaklanjuti langkah strategis

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018