Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, bergerak menguat sebesar 22 poin ke level Rp14.566 dibanding sebelumnya Rp14.588 per dolar AS.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terapresiasi seiring dengan meningkatnya permintaan obligasi domestik setelah imbal hasil obligasi Amerika Serikat cenderung menurun.

"Aksi beli pelaku pasar terhadap obligasi domestik berimbas positif pada fluktuasi mata uang rupiah," katanya.

Ia menambahkan dengan memanfaatkan sentimen global dimana pelaku pasar juga mulai berkurang kekhawatirannya terhadap resesi yang terjadi di

Turki dan adanya rencana pertemuan petinggi Amerika Serikat dan Tiongkok turut menjaga pasar keuangan di negara berkembang.

Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS cenderung melemah di pasar global setelah Presiden AS

Donald Trump menyatakan tidak setuju dengan keputusan the Fed menaikan suku bunga. 

"The Fed akan melakukan pertemuan dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai kebijakan suku bunganya. Pasar secara luas memperkirakan kenaikan suku bunga pada September mendatang," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini 21/8), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.568 dibanding sebelumnya (16/8) di posisi Rp14.578 per dolar AS.

Baca juga: IHSG menguat imbas sentimen positif dalam negeri

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018