Yogyakarta (ANTARA News) - Candi Borobudur di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sampai saat ini masih termasuk salah satu dari sekian banyak keajaiban dunia, kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Drs Wagiman Subiarso, di Yogyakarta, Kamis. Di sela persiapan menjelang pementasan kolosal Sendratari Mahakarya Borobudur di Panggung Terbuka Aksobya, Candi Borobudur, 25 Agustus, ia mengatakan bahwa meskipun hasil jajak pendapat satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di luar negeri menyatakan Candi Borobudur tidak termasuk keajaiban dunia, namun badan dunia UNESCO memasukkan Borobudur dalam Daftar Warisan Budaya Dunia (World Herritage List). Pada tanggal 7 Juli 2007, ada satu LSM yang antara lain didukung mantan Direkrur Jenderal Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO), Frederico Mayor, membuat jajak pendapat terbuka (polling) mengenai Tujuh Keajaiban Dunia. Namun, UNESCO secara resmi justru tidak mengakui hasilnya. "Hasil 'polling' itu tidak akan mengubah persepsi masyarakat dunia bahwa Candi Borobudur merupakan salah satu dari keajaiban dunia. Bagaimana tidak menjadi keajaiban dunia, beberapa abad lalu nenek moyang kita sudah mampu membangun candi yang megah dan tidak ada duanya di dunia," katanya. Ia mengatakan, hasil jajak pendapat tersebut belum bisa dipertanggungjawabkan, dan kriteria bisa disebut keajaiban dunia juga tidak jelas, bahkan sangat subyektif, karena semua orang bisa mengirimkan pesan singkat per telepon seluler (Short Messages Service/SMS) maupun surat elektronik (e-mail) untuk memilih suatu obyek sebagai keajaiban dunia. "Karena itu, yang terpenting adalah Candi Borobudur tetap diakui dunia sebagai salah satu keajaiban dunia," kata dia. Menurut Wagiman, meskipun ada jajak pendapat itu, dan bahkan sejumlah negara mengeluarkan peringatan melakukan kunjungan (travel warning) ke Indonesia, tetapi pada kenyataannya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur justru meningkat. Sekarang ini jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke candi itu rata-rata 600 orang per hari, atau meningkat dibandingkan dengan sebelum ada jajak pendapat yang hanya 300 hingga 400 orang per hari. Sedangkan, jumlah wisatawan nusantara yang mengunjungi Candi Borobudur saat hari libur akhir pekan bisa mencapai rata-rata 30.000 per hari. Mengenai pentas kolosal Sendratari Mahakarya Borobudur, ia mengatakan, rencananya didukung 120 penari dan 30 penabuh gamelan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, serta kelompok masyarakat sekitar Candi Borobudur. Pentas berdurasi satu jam yang mengisahkan tahapan pembangunan candi itu, diharapkan mampu menghidupkan pertunjukan malam di candi setempat. Selain itu, pergelaran sendratari tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan, yang sebelumnya hanya tiga jam menjadi menginap semalam di wilayah sekitar Candi Borobudur. (*(

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007