Mataram (ANTARA News) - Hewan primata monyet banyak berkeliaran di ruas jalan utama bagian timur Pulau Lombok serta perkebunan milik warga pascaterjadinya gempa tektonik pada Minggu (19/8) malam.

"Heran saja, jadi banyak monyet yang turun ke jalan," kata warga Sambalia, Lombok Timur, Hendra di Lombok Timur, NTB, Kamis.

Hewan tersebut berkumpul di tepi jalan yang diapit oleh pantai dan punggungan gunung, ada yang berombongan maupun individu duduk di tepian jalan.

Keberadaan monyet tersebut tidak mengganggu para pengguna jalan, namun warga setempat terheran-heran karena selama ini satwa itu tidak berani turun dari hutan.

Monyet-monyet itu dengan leluasa berjalan-jalan di tengah jalan yang sering membuat kaget pengguna jalan. Monyet-monyet itu juga memakan buah jambu mete milik warga.

Banyaknya hewan primata itu sudah terasa sejak di ruas jalan dari Belanting sampai Obel-Obel, Kecamatan Sambalia yang disambung ke arah Sembalun atau kaki Gunung Rinjani.

Hendra memperkirakan monyet itu turun dari gunung atau hutan karena tidak adanya air dan makanan di habitatnya sehingga kemudian berkeliaran ke jalan raya.

Sementara itu, Aisyah, pedagang di Sembalun, mengungkapkan dirinya pernah melihat monyet naik ke kubah masjid dekat tempat tinggalnya yang roboh.

"Itu monyet naik ke kubah masjid, ekornya panjang sekali. Saya sempat kaget," katanya.

Ia juga kaget melihat monyet itu berjalan-jalan di jalan raya. "Itu binatang tidak ada takutnya, dia santai saja berjalan," katanya.

Ia menyebutkan ini untuk pertama kali melihat fenomena tersebut  selama hidupnya. "Biasanya monyet itu ada di jalan raya di kaki gunung Rinjani menuju Kecamatan Sambalia, karena melewati hutan. Tapi ini berani ke tengah desa," katanya.

Baca juga: Korban gempa Lombok cari bantuan logistik lewat medsos
Baca juga: Dusun dekat titik gempa Lombok belum tersentuh bantuan

 

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Dewanti Lestari
COPYRIGHT © ANTARA 2018