New York (ANTARA News) -  Saham-saham di Wall Street naik pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena para investor mempertimbangkan beberapa data ekonomi dan pidato Ketua Federal Reserve AS (The Fed) Jerome Powell.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 133,37 poin atau 0,52 persen, menjadi berakhir di 25.790,35 poin. Indeks S&P 500 bertambah 17,71 poin atau 0,62 persen, menjadi ditutup di 2.874,69 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir 67,52 poin atau 0,86 persen lebih tinggi, menjadi 7.945,98 poin.

Pesanan baru untuk barang-barang tahan lama yang diproduksi pada Juli turun 4,3 miliar dolar AS atau 1,7 persen menjadi 246,9 miliar dolar AS, kata Departemen Perdagangan pada Jumat (24/8). Penurunan itu menyusul kenaikan 0,7 persen pada Juni.

Tidak termasuk transportasi, pesanan baru meningkat 0,2 persen. Tidak termasuk pertahanan, pesanan baru turun 1,0 persen

Klaim pengangguran mingguan AS tergelincir 2.000 menjadi 210.000 minggu lalu, meskipun kekhawatiran perdagangan yang sedang berlangsung, demikian Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis (23/8).

Rata-rata pergerakan 4-minggu mencapai 213.750, turun 1.750 dari rata-rata yang tidak direvisi pekan sebelumnya.

Sementara itu, investor juga memperhatikan pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang disampaikan di Simposium Jackson Hole di Wyoming, di mana para pemimpin bank sentral bertemu untuk membahas masa depan kebijakan moneter.

"Jika pertumbuhan kuat dalam pendapatan dan pekerjaan terus berlanjut, peningkatan secara bertahap lebih lanjut dalam kisaran target untuk suku bunga federal fund kemungkinan akan sesuai," kata Powell.

Pada Rabu (22/8), bank sentral AS merilis notulen rapat kebijakan moneter terbaru, di mana pejabat-pejabat The Fed melihat eskalasi dalam perselisihan perdagangan internasional sebagai "risiko kerugian konsekuensial" yang potensial bagi perekonomian AS.

Sementara banyak pejabat The Fed mengisyaratkan bahwa bank sentral siap untuk menaikkan suku bunga secepatnya bulan depan, beberapa khawatir bahwa sengketa perdagangan saat ini dapat memaksa bank sentral untuk memikirkan kembali rencana kenaikan suku bunganya.

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018