Jeneponto (ANTARA News) - Guna mengatasi krisis listrik di sebagian wilayah Sulsel, Bosowa Energi bersama dengan mitra bisnisnya dari China membangun PLTU Batubara Jeneponto berkapasitas 2x100 MW, dengan total investasi sebesar 200 juta dolar AS. Dalam pembangunan PLTU itu, menurut CEO Bosowa Corporation Erwin Aksa di Jeneponto, Minggu, Bosowa menggandeng Chengda Engineering Corp., salah satu perusahaan asal China yang sebelumnya telah menyelesaikan pembangkit listrik di Palembang dan Cilacap. Saat pemancangan tiang pertama yang dilakukan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dan disaksikan Meneg BUMNB Sofyan Djalil itu, Erwin menjelaskan pembangunan PLTU ini merupakan salah satu upaya mengatasi pemadaman listrik bergilir yang terjadi di Sulsel yang sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini . "Selama ini pembangkit listrik yang ada di Sulsel terpusat di sebelah utara dan tengah Sulsel. Karena itu, pembangunan PLTU di Jeneponto yang terletak di sebelah selatan wilayah Sulsel ini diharapkan bisa membantu mengatasi krisis listrik disini," kata Erwin. Kurangnya pasokan listrik dan banyaknya permintaan listrik dari masyarakat di Sulsel mengakibatkan Bosowa Corporation membangun PLTU Batubara sebesar 2x100 MW, yang juga merupakan pembangkit listrik terbesar di terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Erwin yang merupakan anak Wakil Ketua MPR, Aksa Mahmud, itu menjelaskan proyek tersebut ditargetkan selesai dalam 30 bulan kedepan. Pasca PLTU Batubara itu beroperasi, Bosowa Energi akan menjual listriknya kepada PLN dengan harga 3,18 sen dolar AS per KWH selama 30 tahun. Proyek PLTU yang berada di Desa Punnagayya, Bangkala, Jeneponto, dan dibangun di atas lahan Bosowa Energi seluas 230 hektare itu menelan investasi total sebesar 200 juta dolar AS. Dua blok PLTU akan dibangun diatas lahan seluas 50 hektare dan sisanya dibangun kawasan industri di Jeneponto. Sementara itu Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan PLTU tersebut nantinya akan membantu pemerintah menekan subsidi BBM yang jumlahnya saat ini mencapai Rp35 triliun/tahun. Hal ini disebabkan bahan baku PLTU Jeneponto adalah batu bara dan bukan BBM yang bersubsidi dan PLN pun bisa mendapatkan listrik dengan harga yang relatif murah. Lebih lanjut Purnomo mengharapkan proyek itu juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat sebagai salah satu dampak bergandanya atau multiplier effectnya. Hadir dalam acara itu diantaranya Dirut PT PLN, Eddie Widiono, Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud dan CEO Bosowa Corporation, Erwin Aksa, dan Bupati Janeponto, Rajamilo. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007