Jakarta (ANTARA News) - Pekerjaan konstruksi proyek Mass Rapid Transit (MRT) sepanjang 14,3 km dari Lebak Bulus - Dukuh Atas dijadwalkan dimulai pada 2010 dan dijadwalkan selesai pada 2014. "Kami harap lebih cepat karena pengalaman di negara lain dengan proyek serupa seperti di New Delhi, India dan biayanya lebih murah," kata Wakil Gubernur DKI Fauzi Wibowo yang juga Wakil Ketua Tim Pengarah Proyek MRT kepada pers di Jakarta, Senin. Hadir juga dalam kesempatan itu Ketua Tim Pengarah Proyek MRT, Wendy Aritenang yang juga Sekjen Departemen Perhubungan dan Dirjen Perkeretaapian Dephub, Soemino Ekosaputro. Menurut Fauzi, pihaknya menjamin, tarif MRT ketika beroperasi nanti akan terjangkau masyarakat. "Ada beberapa skenario tarif, tetapi saya menjamin akan terjangkau masyarakat," katanya. Proyek MRT adalah simbol pengembangan transportasi yang modern, aman, cepat dan terjangkau serta akan dikembangkan dengan sistem jaringan. Berdasarkan rencana, proyek ini juga akan dikembangkan dari Dukuh Atas hingga ke Kota. "Dalam beberapa dekade ke depan, MRT akan jadi tulang punggung sistem transportasi megapolitan," katanya. Fauzi juga menjamin, selama kontruksi, akan melibatkan ahli dari Jepang, sehingga Jakarta sebagai kota rawan banjir akan bisa diatasi. "Terowongannnya nanti kedap air," kata Fauzi. Pemenang pemilihan kepala daerah DKI Jakarta ini juga menjamin, pihaknya yang menanggung pembayaran sebesar 58 persen untuk pengembalian dana pinjaman proyek, mampu mengembalikan. "Sudah kami perhitungkan dalam Pendapatan Asli Daerah dalam 30 tahun ke depan," tegasnya. Fauzi juga mengatakan, MRT nantinya akan dikelola oleh MRT Corporation (MRT-C). "SDM-nya (Sumber Daya Manusia akan terbentuk paling lambat Desember 2007. Sedikitnya kami butuh SDM pemimpin di MRT sebanyak 20-40 orang. Uji kelayakan dan kepatutan segera digelar setelah Lebaran," katanya. Pembebasan lahan proyek MRT sendiri, tambah Fauzi, akan didanai dari APBD (Angggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). "Tahun ini kami anggarkan Rp35 miliar," tukasnya. Beberapa wilayah yang akan dibebaskan lahannya adalah kawasan Fatmawati. "Selama proyek ini sekitar 48-50 ribu tenaga kerja akan terserap selama konstruksi berlangsung," katanya. Proyek ini akan membentang dari stasiun awal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan berikutnya adalah tujuh setasiun layang (elevated) sejauh 11 km dan kemudian memasuki Istora, ada jalur bawah tanah sepanjang 3,2 km (subway) hingga Dukuh Atas. Sementara itu, menurut Dirjen Perkeretaapian Dephub, Soemino Eko Saputro, berdasarkan taksiran awal konsultan, proyek tersebut menelan investasi dari pinjaman asing (JBIC, Japan Bank for International Cooperation) sebesar Rp8,3 triliun. Pihak JBIC pun, kata Soemino, telah menurunkan bunga pinjaman dari 0,4 persen per tahun menjadi 0,2 persen dengan grace period 10 tahun. "Namun, angka final total dananya masih akan ditentukan setelah disain detil engineering selesai. DED-nya (detail 'engineering design') akan dimulai 2008," kata Soemino. Dirjen juga optimis, penggunaan konsultan lokal akan diberdayakan sehingga pada akhir proyek beban biayanya tidak lebih dari 5-7 persen dari total biaya. Pengembalian pinjaman untuk MRT, sebesar 42 persen akan ditanggung pemerintah pusat dan sisanya, 58 persen adalah Pemda DKI. MRT diperkirakan, mampu mengangkut lebih dari 300 ribu penumpang per hari dengan waktu tempuh 28 menit (Lebak Bulus - Dukuh Atas). (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007