Jakarta (ANTARA News) - Saat ini beragam prosedur serta produk estetika banyak bermunculan seiring meningkatnya permintaan konsumen agar tampil lebih muda, salah satunya prosedur kosmetik thread-lift atau tanam benang.

Thread-lift menjadi salah satu prosedur kecantikan yang diminati wanita juga pria karena dapat membuat kulit wajah terlihat lebih kencang. Dalam prosedur itu, wajah akan dimasukkan benang dan ditarik.

Proses pengerjaan thread-lift hanya sebentar, sekira 30 menit, kendati ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika  Anda berniat untuk melakukannya.

Baca juga: Rahasia kecantikan selebriti dunia, dari yang umum sampai aneh

Baca juga: Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan sulam alis


Wakil Presiden dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik (PERAPI), dr. Irena Sakura Rini, mengatakan konsumen tidak boleh sembarang dalam menjalani pasang benang, melainkan harus mencari tahu siapa dokter yang akan menangani prosedur itu.

Kalau perlu tanyakan, perhimpunan yang diikuti guna mencegah terjadinya kesalahan prosedur yang bisa menyebabkan infeksi bahkan kerusakan wajah.

"Kalau dokter yang ngakunya dokter estetika itu banyak ya. Dokter spesialis kecantikan itu enggak ada. Kalau dokter yang ngakunya dokter bedah plastik juga banyak. Jadi cari dia dari perhimpunan apa, bisa dicek juga di PERAPI. Yang pasti, kalau dokter benar itu tergabung dalam IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Karena setiap dokter yang mau buka praktek harus ada surat izinnya dari IDI," terang dr. Irena saat berbincang di peluncuran Happy Lift di Jakarta.

Baca juga: Cara wanita Korea mendapatkan kulit cantiknya

Baca juga: Putar balik waktu dengan tanam benang!


Kalau sudah menemukan dokternya, ada hal lain yang harus diperhatikan yakni kulit harus dalam keadaan sehat, tidak mengalami infeksi, tidak menderita penyakit apalagi yang kronis, tidak sedang pendarahan, tidak boleh mengonsumsi bawang, jahe, kulit manggis dan antioksidan.

"Kenapa tidak boleh? Karena saat tindakan, darah yang keluar sulit untuk berhenti dan bisa terjadi pendarahan," pungkas dia.

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2018