Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia belum mengambil sikap atas lima orang asing, diduga warga negara Korea Utara, yang melompat pagar masuk kedutaan besar RI di Hanoi, Vietnam, Selasa sore. "KBRI di Hanoi masih melakukan identifikasi dan keperluan wawancara. Kita belum bisa mengambil sikap, baru melakukan koordinasi dengan pemerintah Vietnam," kata Jurubicara Departemen Luar Negeri Desra Percaya ketika dihubungi di Jakarta. Menurut Desra, kelima warga asing itu, yang memasuki gugus KBRI di Hanoi dengan cara melompat pagar, terdiri atas empat wanita dan satu pria. "Salah seorang wanita berusia 50-an tahun, sedangkan sisanya berusia 20-30-an tahun, belum diketahui hubungan antara mereka," katanya. Desra mengatakan, hingga saat ini KBRI belum mengetahui alasan kelima warga asing itu, yang tidak dapat berbahasa Inggris dan Vietnam, termasuk apakah mereka bertujuan mencari suaka. "Dari laporan yang kita terima dari KBRI Hanoi, mereka tidak membawa apa pun, hanya pakaian, yang melekat di badan, dan secarik kertas, yang mengatakan bahwa mereka ingin pergi ke negara bebas dari Korea Utara," katanya. Saat ini, tambah dia, KBRI Hanoi berupaya mencari penerjemah bahasa Korea untuk menjembatani wawancara dengan kelima warga asing itu. Desra mengatakan, dalam beberapa jam mendatang, kemungkinan telah dapat diketahui alasan dibalik upaya lompat pagar tersebut. "Kami juga terus menjalin hubungan dengan KBRI Hanoi," katanya. Disebutkannya bahwa dalam masa 2004 hingga 2005, sejumlah warga Korea Utara mencari suaka di beberapa kedutaan besar di Vietnam, antara lain Perancis, Swedia dan Thailand.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007