Jakarta (ANTARA News) - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) menggandeng investor asal Korea Selatan --Biomass-- untuk mengembangkan tanaman dan minyak jarak (jatropha oil) di lahan seluas 150 ribu hektar di Jember, Jawa Timur. Penandatanganan kesepakatan bersama antara keduanya dilakukan di Jakarta, Rabu, oleh Koordinator Program Aksi Dekopin Bambang Suharto dan Presiden Biomass Jung Woo Lee. Melalui kerjasama tersebut, Dekopin akan menyiapkan lahan dan juga bibit tanaman jarak. Saat ini Dekopin telah melakukan penanaman jarak di lahan milik PTPN XII seluas 2.000 hektar dengan jumlah 12 juta stek jarak. Lahan tersebut akan terus diperluas hingga mencapai 150 ribu secara bertahap untuk memenuhi permintaan Biomass, Korea. Biomass sendiri selama ini telah mengembangkan biofuel dan melakukan impor dari Rusia, China, dan Malaysia. Penjajakan biofuel dari Indonesia baru dimulai tahun ini bekerjasama dengan Dekopin dan diharapkan mulai 2008 kerjasama tersebut telah menghasilkan 300 ribu minyak jarak dari lahan seluas 60 ribu hektar. Pengembangan minyak jarak ini dimungkinkan karena pihak Biomass telah menyatakan kesediaannya untuk membangun beberapa pabrik minyak jarak mini dengan kapasitas 10 ribu ton/bulan dengan nilai investasi mencapai sekitar 30 juta dolar. Mitra Bisnis Biomass untuk Indonesia, Rina Novita mengatakan, pihaknya juga akan mengembangkan pelabuhan di Banyuwangi sebagai pintu untuk menyalurkan minyak jarak ke Korea. Mengenai berapa besar hasil minyak jarak tersebut yang akan diekspor ke Korea, baik Bambang Suharto dan Rina Novita belum mengetahuinya. Pengembangan biodiesel di Korea sudah dimulai sejak tahun 2002 dengan masa percobaan empat tahun, dan menurut Presiden Biomass Korea Jung Woo Lee, pemerintah Korea kini mewajibkan semua perusahaan minyak harus menjual solar yang dicampur biodiesel.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007