Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 33 poin menjadi Rp14.895 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.928 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, mengatakan bahwa laju mata uang dolar AS cenderung tertahan setelah muncul kabar mengenai negosiasi perdagangan Amerika Serikat dan Kanada mengalami kemajuan.

"Pergerakan dolar AS tertahan di tengah meredanya kekhawatiran terhadap tensi perdagangan global, situasi itu mendukung permintaan aset di negara berkembang," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi mata uang domestik relatif masih terbatas mengingat ketegangan dagang Amerika Serikat dan Tiongkok masih dapat meningkat.

Pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova mengatakan pengendalian impor yang diterapkan pemerintah turut menjadi salah satu sentimen yang menopang mata uang rupiah. "Kebijakan itu dinilai dapat memperbaiki kinerja neraca perdagangan ke depannya," katanya.

Pemerintah Rabu (5/9) mengumumkan kebijakan pengendalian impor barang konsumsi melalui penaikan tarif pajak penghasilan (PPh) impor terhadap 1.147 pos tarif sebagai strategi mengatasi defisit neraca transaksi berjalan.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini (6/9), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.891 dibanding Rabu (5/9) di posisi Rp14.927 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2018