Jakarta (ANTARA News) -  Seiring dengan melemahnya nilai tukar (kurs) dolar terhadap mata uang negara lain, rupiah diperkirakan bartahan pada kisaran Rp14.800 per dolar AS, setelah pagi ini  ditransaksikan antarbank melemah tipis sebesar delapan poin menjadi Rp14.881 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.873 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Jumat mengatakan pergerakan dolar AS cenderung terbatas menyusul pelemahan data tenaga kerja Amerika Serikat.

Ia memaparkan Moody's analytic melaporan bahwa perusahaan swasta menambah sekitar 163 ribu tenaga kerja baru pada Agustus lebih rendah dari ekspektasi.

"Pelemahan data itu memperkuat keyakinan investor bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif untuk menaikan tingkat suku bunga," katanya.

Ia mengatakan bahwa pergerakan dolar AS yang terbatas terhadap sejumlah mata uang dunia kemungkinan akan membantu penguatan mata uang negara-negara berkembang termasuk rupiah.

"Intervensi ganda Bank Indonesia (BI) di pasar surat utang dan pasar valas diperkirakan akan juga membantu penguatan rupiah," katanya.
 
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan laju mata uang dolar AS cenderung tertahan setelah muncul kabar mengenai negosiasi perdagangan Amerika Serikat dan Kanada mengalami kemajuan.

"Dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia di tengah meredanya kekhawatiran terhadap tensi perdagangan global, situasi itu mendukung permintaan aset di negara berkembang," katanya.

Baca juga: transaksi antar bank, rupiah melemah Rp14.881

Baca juga: Survei: Mata uang negara berkembang akan bangkit kembali

Baca juga: Dolar AS melemah saat investor cari yen dan franc Swiss

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018