Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kemiskinan dan pengangguran bukanlah permasalahan statistik atau angka, melainkan persoalan yang menyangkut kondisi kehidupan rakyat yang harus dihadapi bersama dan menjadi tugas bersama antara pemerintah pusat dan daerah. "Oleh karena itu, pemerintah memilih untuk menanganinya secara lebih substantif dan mendasar, bukan sekedar siasat statistik dan angka-angka," kata Presiden saat menyampaikan Pidato Keterangan Pemerintah tentang Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta, Kamis. Di hadapan para anggota DPD itu, Presiden menjelaskan sejumlah masalah substatif yang menjadi sumber kemiskinan antara lain adalah fakta bahwa sebagian rakyat Indonesia miskin karena tidak punya penghasilan atau penghasilannya terlalu kecil. Untuk mengatasi hal itu, lanjut Presiden, dapat dengan membuka atau memberikan pekerjaan kepada mereka. "Sedangkan untuk persoalan lain seperti tingkat pendidikan dan keterampilan yang kurang memadai, solusinya adalah memberikan pendidikan dan keterampilan yang sesuai kebutuhan lapangan kerja," katanya. Presiden juga mengatakan bahwa di sejumlah kasus, banyak terdapat rakyat Indonesia yang memiliki usaha kecil-kecilan namun tidak memiliki modal untuk berkembang, sehingga diperlukan upaya untuk membuka akses permodalan, termasuk pemberian dana bergulir yang terjangkau. Sedangkan terkait dengan biaya pendidikan dan kesehatan yang tidak terjangkau bagi rakyat miskin, menurut Presiden, pemerintah berupaya untuk membuat pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik menjadi semakin murah dan bahkan gratis. Pada pidato kenegaraan Presiden Yudhoyono di hadapan DPR pekan lalu, Kepala Negara menjelaskan bahwa dalam kurun waktu Februari 2006 sampai dengan Februari 2007 lapangan kerja baru bertambah 2,4 juta. Penambahan lapangan kerja baru itu mendorong turunnya tingkat pengangguran terbuka menjadi 9,8 persen (10,55 juta orang) pada Februari 2007, atau lebih rendah dari 10,4 persen (11,10 juta orang) pada Februari 2006. Sementara itu, jumlah penduduk miskin tahun 2007 sebanyak 37,17 juta, atau 16,6 persen, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2006 yang berjumlah 39,3 juta orang atau 17,7 persen. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007