Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kenaikan tarif jalan tol dilakukan sesuai dengan aturan undang-undang, dengan memperhitungkan tingkat inflasi dan nilai ekonomisnya. "Agar jalan tol itu cukup menguntungkan, sehingga PT Jasa Marga dan investor jalan tol lain bisa melakukan investasi lagi, agar jalan tol itu makin panjang," kata Wapres di Jakarta, Jumat. Selain itu, tambah Wapres, usai shalat Jumat, berdasarkan aturan undang-undang, kenaikan tarif jalan tol dilakukan setiap dua tahun sesuai dengan angka inflasi. Padahal, tambahnya, sekarang sudah tiga tahun baru dinaikkan sekarang. "Padahal tahun 2005 inflasi kita 700 persen," kata Wapres. Menurut Wapres, jalan tol itu akan makin efisien kalau makin panjang, sehingga dapat terjadi efisiensi nasional. Selain beberapa alasan tersebut, Wapres juga menilai kenaikan tarif jalan tol juga mengingat nilai ekonomisnya. Wapres mencontohkan, jika dahulu untuk membuat jalan tol sepanjang satu kilometer dibutuhkan dana Rp20 miliar, maka sekarang untuk pembangunan jalan tol dengan panjang yang sama dibutuhkan dana Rp40 miliar. "Dan namanya juga jalan tol, maka harus bayar. Kalau tidak mau (bayar) ya gunakan jalan biasa," kata Wapres. UU No. 38 Tahun 2004 mengenai Jalan dan PP No 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol menyebutkan penyesuaian tarif dilakukan setiap dua tahun sekali mengikuti besaran inflasi. Kenaikan tarif terakhir dilakukan pada Agustus 2005, sehingga tahun ini pemerintah sudah harus menyesuaikannya kembali. (*)

Pewarta: surya
COPYRIGHT © ANTARA 2007