Yogyakarta (ANTARA News) - Rencana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menutup sepenggal jalan Kaliurang sepanjang sekitar 1,2 km yang berada di wilayah kampusnya dinilai sebagai kebijakan yang tidak bijaksana dan hanya mengedepankan sikap arogan. "Adanya usulan itu menunjukkan UGM lebih mengedepankan arogansi sektoral tanpa memikirkan kepentingan publik," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gandung Pardiman di Yogyakarta, Sabtu. Menanggapi adanya usulan rencana UGM menutup sepenggal jalan Kaliurang dari simpang-empat Mirota Kampus hingga Selokan Mataram itu, ia merasa prihatin atas kebijakan UGM tersebut. Menurut dia, UGM sebagai lembaga pendidikan elite seharusnya mengetahui dampak yang akan timbul jika sepenggal jalan Kaliurang itu ditutup. "UGM pasti tahu dampak kerugiannya baik dari segi sosial maupun ekonomi khususnya bagi para pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang penggal jalan tersebut," katanya. Kata Gandung, jika nanti rencana itu disetujui dan terealisasi, akan menjadi preseden buruk, karena tidak menutup kemungkinan instansi atau institusi lain akan meniru kebijakan UGM tersebut. "Dengan alasan merasa memiliki wilayah, siapapun nanti akan menutup ruas jalan umum yang melewati wilayah setempat," katanya. Terkait dengan adanya usulan rencana UGM menutup sepenggal ruas jalan Kaliurang, ia berharap rektor UGM bersikap bijak dengan membatalkan usulan rencana itu. "UGM tidak boleh mengorbankan kepentingan publik termasuk para pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang ruas jalan Kaliurang tersebut, dan ini hendaknya menjadi pertimbangan rektor guna mengambil kebijakan yang bijaksana, sehingga tidak merugikan pihak lain," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007