Miami (ANTARA News) - Seorang mantan anggota Ku Klux Klan (KKK), organisasi rahasia rasialis di AS, pada akhir pekan dijatuhi hukuman menghabiskan sisa hidup di penjara atas perannya dalam pembunuhan dua aktivis hak-hak warga kulit hitam yang terjadi lebih dari 40 tahun lalu. Hakim federal di Jackson, Mississippi, menjatuhkan hukuman tersebut kepada seorang mantan polisi, James Seale (72). Pada bulan Juni, para juri memutuskan bahwa Seale dan para mantan anggota lain KKK pada 1964 bersekongkol untuk menculik, menginterogasi, memukuli lalu membunuh Henry Hezekiah Dee dan Charlie Eddie Moore, keduanya berumur 19 tahun. Proses pengadilan itu adalah salah satu dari beberapa kasus pembunuhan pada dasawarsa 60-an yang berlatar belakang rasis dan kini dibuka kembali. "Kasus ini adalah contoh luar biasa atas usaha kami yang terus-menerus waspada untuk menghukum pelaku kejahatan bermotif rasial hingga seadil-adilnya, meski memakan waktu bertahun-tahun lamanya," kata Jaksa Agung AS Alberto Gonzalez, dalam pernyataannya. Jaksa Dunn Lampton mengatakan hukuman itu menunjukkan Mississippi "tidak lagi memberi toleransi terhadap kesalahan sejenis pada masa lalu tanpa membetulkannya." Negara bagian itu berada di jantung "pelosok Selatan" dan sudah lama dikait-kaitkan dengan pembunuhan massal serta kekerasan terhadap warga kulit hitam, yang kadang dilakukan KKK. Seale masuk penjara sejak ditangkap pada Januari dan dia tidak memberi kesaksian saat pengadilan berlangsung. Charles Marcus Edward, mantan anggota lain KKK, mengaku terlibat kasus itu dan menjadi saksi kunci dengan mendapatkan kekebalan atas kesaksiannya. Dakwaan jaksa menggambarkan Seale dan yang lain menghajar kedua remaja itu agar mengaku menyelundupkan senjata lalu membenturkan mereka ke suatu mesin, kemudian ke sepotong rel, sebelum membuang keduanya ke sungai Mississippi. Jasad kedua orang itu ditemukan berbulan-bulan kemudian saat pencarian tiga aktivis lain yang hilang di daearah itu. Kejadian itu kemudian diangkat dalam film "Mississippi Burning". Seale ditangkap pada 1964 kemudian dibebaskan karena polisi tidak mempunyai cukup bukti. Di pengadilan, seorang mantan agen biro penyelidik federal (FBI) mengemukakan kembali bahwa Seale mengejek para penyidiknya saat itu. "Kami tahu anda melakukannya, anda tahu anda melakukannya, Tuhan tahu anda melakukannya," kata agen Lenard Wolf kepada Seale sperti dikutip AFP. Menurut kesaksian tersebut, Seale menjawab, "Ya, tetapi saya tidak akan mengakuinya; anda harus membuktikannya." Kasus itu dibuka lagi pada tahun 2005, setelah pendekatan selama bertahun-tahun oleh saudara salah satu korban. Seale selama bertahun-tahun diyakini telah mati, hingga Thomas Moore (63) berhasil melacaknya di Mississippi selatan saat menyelidiki pembunuhan saudaranya. Seale didakwa dengan dua tuduhan penculikan dan satu tuduhan persekongkolan. Dia tidak dituduh melakukan pembunuhan namun dakwaan menegaskan bahwa penculikan itu mengakibatkan kematian Dee dan Moore.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007