Banda Aceh (ANTARA News) - Kawanan gajah liar yang berjumlah delapan ekor kini terus mengobrak-abrik tanaman pertanian dan perkebunan rakyat di tiga desa dalam wilayah Kemukiman Pantee Purba/Ligan, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. "Masyarakat semakin cemas karena kawanan gajah liar itu akhir-akhir ini mulai turun hingga mendekati perkampungan penduduk, terutama pada malam hari," kata Kepala Mukim Pantee Purba/Ligan Tengku A. Rani Ulee Lhok kepada ANTARA News di Banda Aceh, Senin. Pemukiman Pantee Purba/Ligan berada di Kecamatan Sampoiniet, sekitar 120 Km sebelah barat kota Banda Aceh yang dihuni sekitar 6.000 jiwa penduduk, selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah perdalaman dan bebas dari bencana tsunami di wilayah Aceh Jaya. Desa yang selama hampir sebulan terakhir ini diamuk gajah liar itu meliputi Cot Punti/Sp-V Pantek, Ranto Sabon dan Desa Ie Jeureungeh, namun sampai sejauh ini belum ada warga yang mengungsi. "Walaupun belum ada warga yang mengungsi, namun mereka merasa semakin kurang nyaman, setelah tanaman pertanian dan perkebunan pinang mereka hancur diobak-abrik kawanan satwa liar dilindungi ini," kata Tengku A. Rani. Upaya pengusiran ke habitatnya sudah dilakukan masyarakat secara tradisional, namun kawanan gajah liar itu tidak beranjak dari pinggiran hutan ketiga desa tersebut, setelah sebelumnya pagar Masjid Desa Cot Punti juga dirobohkan kawanan gajah tersebut. "Sebagian petani kini telah meletakkan racun yang dimasukkan dalam pisang, namun sampai saat ini belum diketahui apakah hewan liar dilindungi itu menjadi korban," katanya. Informasi lain yang dihimpun menyebutkan, kawanan gajah liar kini juga sedang mengobrak-abrik tanaman pertanian rakyat di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Mereubo dan Pantee Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, sejak dua pekan lalu. Sebanyak lima kepala keluarga (KK) atau sekitar 21 jiwa warga desa dari kedua kecamatan tersebut kini mengungsi untuk menyelamatkan jiwa dari amukan gajah karena kawanan hewan berbelalai itu sering turun hingga mendekati perkampungan penduduk. "Kami mengharapkan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh diturunkan ke daerah kami," kata Rahmat, salah seorang tokoh masyarakat Aceh Barat. Selama ini, kawanan gajah yang diperkirakan lebih 10 ekor itu sering mondar mandir melalui jalur jelajah Desa Alue Lhee, Krueng Meulaboh. Sebelumnya tujuh rumah warga desa daerah perdalaman Aceh Barat itu juga porak- poranda dirusak kawanan gajah liar. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007