Surabaya (ANTARA News) - KRI Arung Samudera (Arsa) yang terdampar di pantai karena terhempas badai, kemungkinan besar batal mengikuti lomba kapal layar tiang tinggi di arena Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney, Australia, 8 - 9 September 2007. "Melihat waktunya sangat mepet karena tanggal 4 September KRI Arsa seharusnya sudah berada di Sydney, tapi sampai sekarang kapal itu belum sampai di Brisbane," kata Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful kepada ANTARA News di Surabaya, Senin. Sebagaimana diketahui, KRI Arsa, salah satu kapal layar tiang tinggi milik TNI AL terdampar di pantai Wide By, negara bagian Queensland, Australia, Kamis (23/) sekitar pukul 03.00 waktu setempat akibat hantaman badai besar. Menurut Kadispen, perjalanan dari lokasi terdamparnya kapal menuju Brisbane memerlukan waktu beberapa hari dan dari Brisbane ke Sydney sekitar satu minggu. Padahal sampai saat ini belum dilakukan perbaikan untuk kapal itu. "Ada orang Australia yang saat ini sudah mengecek kerusakaan dari KRI Arsa. ABK yang semuanya selamat dan ditampung di mess AL Australia dalam beberapa hari ini juga melakukan pembersihan kapal dan pengecekan barang-barangnya," ujarnya. Kemungkinan, katanya, kapal itu akan ditarik ke dok perbaikan dalam waktu satu atau dua hari ke depan. Untuk membantu pengurusan perbaikan kapal dan para ABK, Atase Angkatan Laut RI di Australia sudah dilibatkan dalam masalah itu. Menurut Kadispen, mengenai keputusan apakah kapal yang dikomandani Kapten Laut (P) Eko Deni itu akan meneruskan perjalanan ke Sydney atau pulang kembali ke Indonesia setelah dilakukan perbaikan, masih menunggu perintah dari Mabes TNI AL. Ia juga menegaskan bahwa keberadaan ABK maupun kapal di negara itu tidak ada masalah karena sudah dilengkapi dengan surat-surat termasuk paspor dan lisensi kapal. Kapal yang berasal dari Selandia Baru dengan nama Adventure dan dihibahkan ke TNI AL tahun 1997 dengan nama baru KRI Arung Samudera itu bertolak dari pangkalannya di Koarmatim, Surabaya menuju Sydney, Australia, 3 Juli 2007. Rute yang dilewati adalah, Surabaya - Kupang - Darwin, Cairns - Brisbane dan Sydney. Kapal dengan panjang 34,9 meter, panjang 6,45 meter dan berbobot mati 120 ton itu telah menyinggahi 28 pelabuhan di 16 negara. "Kapal itu memiliki tiga tiang, masing-masing setinggi 18 meter dilengkapi dengan sembilan layar, dua mesin masing-masing berkekuatan 260 PK dan mampu melaju dengan kecepatan 10 knot/jam," kata Kadispen. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007