Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta agar iklan bertajuk "Jihad Melawan Koruptor BLBI" yang di dalamnya terdapat tandatangan sejumlah tokoh pendukung, termasuk dirinya, dihentikan. Kepada wartawan di kantor PBNU, Jakarta, Selasa, Hasyim menegaskan, ia mendukung penuh upaya pengusutan kasus korupsi BLBI, termasuk gerakan moral yang mendorong pengusutan kasus itu. Karena alasan itu pula, kata Hasyim, ia dengan senang hati turut meneken pernyataan "Jihad Melawan Koruptor BLBI" yang disodorkan padanya untuk mendorong pihak berwenang secara serius mengusut kasus korupsi bernilai triliunan rupiah tersebut. "Hanya saja melihat perkembangan yang terjadi saya jadi heran. Kok tandatangan dukungan itu muncul dalam bentuk iklan di media dengan menyebut nama (orang yang harus diusut). Mestinya dukungan itu langsung diberikan pada pihak yang berwenang, tak perlu diiklankan," katanya. Menurut Hasyim, pemasangan iklan pengusutan kasus BLBI dengan menyebut sedikit pelaku dari sekian banyak pelaku terkesan subyektif, seolah ada niat membidik orang-orang tertentu. "Saat formulir disodorkan tidak ada itu nama-nama, seperti Syamsul Nursalim, Antony Salim. Makanya ketika tandatangan yang saya pikirkan adalah penanganan BLBI secara umum, semua yang terlibat diusut. Kalau sebut nama tertentu itu sepertinya kita tak obyektif," katanya. Dengan munculnya iklan di media beserta nama-nama tertentu yang "dibidik", kata Hasyim, berarti ada pihak yang "memproses" lebih lanjut tandatangan dukungan para tokoh itu dengan motif lain, bahkan bukan tidak mungkin motif persaingan bisnis. "Nah kegiatan "proses-memproses" ini harus dihentikan, termasuk iklannya. Serahkan saja tandatangan dukungan para tokoh itu ke pihak berwenang, apakah polisi, kejaksaan, atau yang lain," katanya. Ditanya soal pengusutan kasus BLBI, Hasyim menilai saat ini terkesan kurang serius. "Hangat-hangat tahi ayam," kata Hasyim. Karena itu, kata Hasyim, ia menyokong gerakan moral untuk mendorong pengusutan secara serius kasus itu. Hanya saja, Hasyim berharap gerakan moral itu tidak diselewengkan untuk tujuan lain.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007