Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan atau AirNav Indonesia menaikkan dua tingkat pangkat personel pemandu lalu lintas udara (Air Traffic Controller/ATC) Anthonius Gunawan Agung, yang meninggal dunia akibat luka yang dia alami saat berusaha menyelamatkan diri dari dampak gempa setelah menunaikan tugas.

“Keluarga besar AirNav berduka atas berpulangnya Almarhum Agung telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam memberikan pelayanan untuk mewujudkan keselamatan penerbangan. Karena itu, kami akan memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikkan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan," kata Direktur Utama AIrnav Indonesia Novie Riyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Novie menyatakan lembaga akan mengadakan upacara penyerahan jenazah kepada keluarga almarhum malam ini di Makassar. 

"Kedua orang tua almarhum memang berdomisili di Papua, tapi keluarga besarnya banyak tinggal di Makassar. Sehingga dari komunikasi kami dengan keluarga almarhum Agung rencana akan dimakamkan di Makassar," ujarnya.

Agung bertugas di Tower ATC AirNav Indonesia Cabang Palu, Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie. Sebelum gempa terjadi, dia melayani pesawat Batik Air ID 6231 yang akan terbang dari Palu menuju Makassar dan telah memberikan izin pada Batik untuk terbang saat gempa terjadi.

Personel AirNav lainnya yang tidak sedang melayani kemudian turun saat gempa terjadi, namun Agung belum dapat turun karena pesawat belum tinggal landas.

Dia menunggu pesawat Batik hingga terbang penuh. Setelah pesawat dalam kondisi terbang penuh, dampak gempa sudah semakin kuat, dan dia memutuskan melompat dari cabin tower (lantai empat) sehingga kakinya patah.

Personel AirNav di Palu kemudian membawanya ke rumah sakit, yang kemudian merujuknya ke rumah sakit yang lebih besar karena ada indikasi luka dalam. 

AirNav berupaya untuk mendatangkan helikopter dari Balikpapan untuk membawa Agung ke rumah sakit yang lebih besar. Namun karena kondisi bandara, helikopter baru dapat diterbangkan pagi ini.

Agung rencananya dibawa ke bandara untuk diterbangkan dengan helikopter menuju Balikpapan. Namun sebelum helikopter tiba, dia sudah meninggal dunia.

Jenazah petugas ATC yang lahir di Abepura pada 24 Oktober 1996 itu akan diterbangkan menuju Makassar untuk selanjutnya dimakamkan di Makassar sesuai dengan permintaan pihak keluarga. 

Baca juga: Petugas menara pengawas penerbangan di Palu meninggal saat gempa

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2018