Jakarta  (ANTARA News) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah menyatakan tetap beroperasi secara normal, baik untuk kegiatan sistem pembayaran nontunai maupun kegiatan pengelolaan uang Rupiah tunai, setelah gempa dan tsunami menimpa Palu dan Donggala pada Jumat (28/9).

"Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan yaBaca juga: BI sebut cadangan devisa berkurang 400 juta dolarng terjadi dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga agar kegiatan operasional Bank Indonesia senantiasa dapat dilaksanakan di daerah tersebut," sebut pernyataan resmi Bank Indonesia di Jakarta , Senin.

Bank Sentral juga berjanji akan erat berkoordinasi dengan perbankan dan lembaga terkait untuk memastikan pelayanan transaksi di masyarakat. Selain itu, BI juga memastikan uang Rupiah tersedia dalam jumlah yang cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Bank Indonesia juga akan senantiasa mendukung usaha-usaha Pemerintah dalam pemulihan daerah bencana.

Sebelumnya, gempa bumi mengguncang Donggala, dan Palu dengan kekuatan 7,4 Skala Richter (SR) yang diikuti dengan berbagai gempa susulan di atas 5 SR. Selain mengakibatkan kerusakan bangunan, gempa bumi juga memicu tsunami yang melanda Palu dan Donggala di Provinsi Sulawesi Tengah.

Sebanyak 832 orang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami ini, termasuk di Palu dan Donggala, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu.

Korban luka-luka saat ini masih dalam perawatan medis di tenda-tenda darurat yang dibangun secara sukarela.


Baca juga: BNPB: 22.073 rumah NTB siap dibangun kembali

Baca juga: BNPB: penanganan darurat masih dilakukan di NTB

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Wijaya
COPYRIGHT © ANTARA 2018