Semarang (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ali Mufiz menyatakan belum berpikir akan maju dalam Pemilihan Gubernur Jateng 2008 dan saat ini lebih berkonsentrasi melanjutkan kebijakan Gubernur Mardiyanto, yang baru saja ditunjuk Presiden menjadi Menteri Dalam Negeri. "Saya akan melanjutkan apa yang sudah dilaksanakan Pak Gubernur. Saya sekarang masih Wagub. Namun, kegiatan dan kebijakan yang sudah dilaksanakna oleh Pak Gubernur akan kita lanjutkan," katanya di Semarang, Rabu. Ia akan menggunakan siswa waktu setahun ke depan untuk menyelenggarakan pemerintahan supaya bisa lebih efektif, mampu memberi pelayanan publik lebih baik, dan kegiatan pembangunan juga lebih lancar. "Semuanya meneruskan kebijakan Pak Mardiyanto," katanya. Ali Mufiz berjanji akan meneruskan visi Gubernur Jateng 2003-2008 dan diharapkan bisa dituntaskan sebelum masa jabatan berakhir. Mengenai persiapan Pilgub Jateng 2008, ia mengatakan, dalam tahap pertama antara lain mengenai pendataan daftar pemilih karena hal ini menyangkut jumlah pemilih yang banyak, mencapai 26 juta orang. Untuk menjamin kerahasiaan pemilih, KPU jateng akan menyediakan 46.000 tempat pemungutan suara (TPS). Menanggapi ditunjuknya Mardiyanto menjadi Mendagri, Ali mengaku menjadi orang yang paling berbahagia memiliki pemimpin seperti Mardiyanto. "Sifat `momong`-nya (mengasuh, red) tinggi. Dia juga punya kemampuan intelektual tinggi, rekaman data dan informasinya juga sangat kuat. Selain itu, juga cermat. Semua peraturan terkait pemerintahan beliau kuasai," katanya. Dalam kesempatan terpisah, pengamat politik Undip Semarang, Mochamad Yulianto mengatakan, Ali Mufiz memiliki modal besar untuk bisa memenangi Pilgub Jateng 2008 karena memiliki waktu sekitar setahun untuk lebih mengenalkan diri kepada masyarakat. "Sebagai `incumbent`, Ali Mufiz tentu memiliki nilai plus dibanding tokoh lain. Apalagi selama ini citra dia di mata masyarakat juga baik sehingga akan menjadi modal besar untuk bisa bertarung dalam pilgub," katanya.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007