Jakarta (ANTARA News) - Deputi Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom mengatakan Bank Indonesia akan selalu menjaga agar nilai tukar rupiah dan inflasi selalu terkendali untuk memberikan kepastian kepada pelaku pasar sehingga tidak mengganggu perekonomian. "Sedangkan sekarang saja sektor riil belum jalan karena masih ragu-ragu terhadap beberapa hal, kalau ditambah keraguan ekonomi kita, ke arah mana nilai tukar kita, ke arah mana inflasi kita, maka akan semakin tidak ada keputusan yang dibuat, padahal keputusan yang cepat sangat dibutuhkan agar ekonomi kita berjalan cepat," katanya seusai acara Forum Strategi BI di Jakarta, Rabu. Untuk itu, pihaknya memastikan bahwa BI akan selalu melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk menjaga hal itu. "Oleh sebab itulah kami katakan di setiap pernyataan, kami tidak ingin melihat volatilitas nilai tukar yang terlalu besar, kedua kami yakin inflasi terjaga pada level 6 plus minus satu persen, kami selalu melakukan sesuatu bila dibutuhkan," katanya. Ia menambahkan bahwa pasar dan pelaku binsis memang seharusnya selalu mengetahui pandangan BI terhadap hal tersebut agar mereka bisa melakukan perencanaan dan mepertimbangkan keputusanya. Selain itu hal ini akan meyakinkan pasar dan pelaku bisnis terhadap kondisi perekonomian. Ia mengatakan para pelaku bisnis perlu mengetahui bagaimana pandangan BI tentang inflasi sehingga mereka bisa mengetahui dan menduga-duga suku bunga BI yang akan ditetapkan. Selain itu, menurut dia pelaku bisnis juga perlu tahu bagaimana kira-kira sikap BI terhadap nilai tukar rupiah yang terus melemah. "Dengan mengatakan bahwa kami (BI) selalu melakukan sesuatu, pasar dan pelaku bisnis juga menjadi paham, sehingga tidak perlu terlalu khawatir akan anjlok seperti tahun 1997," katanya. Menyinggung BI rate, Miranda mengatakan BI belum merasa perlu menurunkan BI rate pada saat ini karena dirasa situasi belum memungkinkan. "Memang tidak saatnya saat seperti ini menurunkan suku bunga, lebih baik kita menjaga dulu pada level yang sekarang melihat situasi kemudian memutuskan," katanya. Ia menambahkan kebijakan moneter melalui BI Rate yang saat ini di level 8,25 persen untuk mengendalikan sangat dijaga supaya tidak menjadi bumerang bagi perekonomian yang justru membuat inflasi menjadi lebih tinggi.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007