Tangerang (ANTARA News) - Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disambut unjuk rasa yang dilakukan Paguyuban Keluarga dan Buruh Migran Indramayu (PKBMI) yang menuntut agar pemerintah menutup pengoperasian Terminal III Bandara Soekarno Hatta (BSH), Tangerang. "Terminal III sudah menimbulkan berbagai masalah serta TKI banyak yang menjadi korban pemerasan dan penipuan oknum," kata Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Juwarih, di BSH, Tangerang, Banten, Rabu. SBY meresmikan patung tokoh Proklamator, Soekarno-Hatta (SH) yang dipasang di Median Jalan Gerbang Utama BSH, pada hari Rabu (29/8), sekitar pukul 09.00 WIB. Selain itu, Juwarih mengatakan, para TKI mendapatkan perlakuan diskriminasi dengan pemberlakukan aturan yang diterapkan pemerintah dan merugikan TKI. Bahkan Juwarsih mengatakan, TKI mendapatkan perlakuan kasar, pelecehan seksual, pungutan liar dari oknum petugas Bandara Terminal III. Contoh pemberlakuan aturan pemerintah yang merugikan TKI di antaranya Surat Keputusan (SK) Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. B : 221/MEN/TKLN/IV/2005 tentang pelarangan penjemputan TKI oleh pihak keluarga. Sesuai dengan aturan, TKI diwajibkan menggunakan jasa angkutan yang telah disediakan dengan tarif angkutan yang jauh lebih tinggi dibanding tarif angkutan biasa. Hal tersebut memberatkan TKI. Dengan adanya masalah yang dihadapi TKI, Juwarsih mengungkapkan, PKBMI mendesak agar kedatangan TKI dari luar negeri disamakan dengan penumpang biasa yang keluar melalui pintu Terminal II BSH. Selain itu, TKI harus diberikan kebebasan untuk mengurus dan menentukan proses kepulangannya menuju kampung halamannya. Sementara itu, pemerintah pusat dimbau memberikan perlindungan penuh terhadap TKI sejak proses perekrutan, penempatan hingga pemulangan dengan melibatkan pemerintah daearh setempat dan pihak keluarganya. Dikatakan Juwarsih, TKI yang diberangkatkan ke luar negeri hingga tahun 2006 mencapai 700.000 orang dan menyumbang devisa sebesar Rp30 triliun, bahkan Pemerintah Indonesia menargetkan pemasukan devisa dari TKI hingga tahun 2009 mencapai Rp186 triliun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007