Khost, Afghanistan (ANTARA News) - Seorang penyerang bom bunuh diri meledakkan dirinya di sebuah pasar yang ramai di Afghanistan timur, Rabu, menewaskan empat warga sipil dan dua prajurit Afghanistan, kata seorang gubernur provinsi kepada AFP. Sekitar 12 orang lain, sebagian besar warga sipil, cedera dalam serangan di dekat perbatasan Pakistan itu, kata Gubernur Paktika Mohammad Akram Khepelwak. Ledakan itu merupakan pemboman kedua dalam baberapa hari ini di kawasan bergolak tersebut. Tiga prajurit internasional tewas dalam serangan serupa di sebuah lokasi pembangunan jembatan Selasa di provinsi Paktia yang berdekatan. Sasaran serangan di distrik Barmal itu tampaknya adalah prajurit-prajurit Afghanistan yang sedang berada di tempat perbelanjaan itu, kata laporan-laporan. Ledakan itu serupa dengan puluhan pemboman lain yang dilakukan oleh kelompok garis keras Taliban, yang mengobarkan pemberontakan yang didukung gerilyawan Al-Qaeda dengan melakukan serangan-serangan di kawasan perbatasan. Serangan terakhir itu terjadi di tengah meningkatnya bentrokan antara Taliban dan pasukan keamanan, yang mencakup sekitar 50.000 prajurit internasional yang membantu pasukan keamanan Afghanistan. Selasa malam, pasukan koalisi pimpinan AS menyatakan, lebih dari 100 gerilyawan Taliban tewas dalam pertempuran sengit sehari di provinsi Kandahar, Afghanistan selatan. Tiga prajurit internasional tewas pada hari yang sama, sehingga jumlah korban tewas di pihak mereka menjadi sembilan dalam bentrokan-bentrokan di Afghanistan sejak Minggu. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Pasukan koalisi di Afghanistan mencakup sekitar 13.000 prajurit AS dan ratusan prajurit dari negara-negara lain, sementara sekitar 37.000 prajurit asing lain berada di negara Asia tengah itu dalam naungan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dikomando Amerika Serikat (AS). (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007