Palu (ANTARA News) - Kementerian Sosial mengirimkan bantuan logistik bagi korban bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Kecamatan Balaesang Tanjung yang terisolir, untuk pertama kalinya dalam misi pengiriman lewat laut.

"Kami kirim bantuan logistik ke Balaesang Tanjung yang belum terkoneksi sepenuhnya, terutama dari Palu dengan melalui jalur laut," kata Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial Kementerian Sosial Asep Sasa Purnama di Desa Walandano, Balaesang Tanjung, Sulawesi Tengah, Senin.

Adapun jenis bantuan yang dikirimkan dikirimkan oleh Kementerian Sosial, antara lain adalah beras, sembako, tenda dan sandang termasuk pakaian bayi serta perlengkapan keluarga lainnya.

"Untuk jumlah logistik, beras tujuh ton, sembako 375 paket, tenda gulung 400 unit, lalu ada perlengkapan keluarga, baju bayi dan matras. Ini semoga jadi hal positif bahwa daerah terisolir bisa dijangkau walau perjalanan cukup berat namun menyenangkan karena untuk bantu orang," kata Direktur Perlindungan Sosial dan Korban Bencana Alam (PSKBA) Margowiyono di lokasi yang sama.

Wilayah Balaesang Tanjung sendiri menjadi salah satu wilayah terdampak parah dari gempa bumi 6 magnitudo yang terjadi pada 28 September 2018 pukul 15:00 WITA sebelum gempa tektonik 7,4 magnitudo pada 18:02 WITA yang disusul hantaman gelombang tsunami.

"Mudah-mudahan bisa jadi perhatian semuanya baik pemerintah, masyarakat sipil, mudah-mudahan daerah ini bisa ditempuh oleh bantuan semua pihak dalam waktu dekat selain Palu, Parigi, Sigi dan Donggala lainnya," kata Asep.

Pengiriman lewat laut yang menggunakan dua kapal tersebut, menjadi pilihan yang tersisa saat ini untuk pengiriman bantuan bencana dari Palu ke Balaesang Tanjung, karena jalur darat penghubung yang terputus akibat longsor.

"Saat ini, berkat gotong-royong masyarakat, jalan itu bisa dilewati motor, namun truk belum bisa akhirnya bantuan diusahakan lewat laut," kata Sekretaris Kecamatan Balasesang Tanjung, Ruslan.

Untuk jumlah kerusakan bangunan, Ruslan menyebutkan bahwa kerusakan parah di kecamatan berpenduduk 11 ribu jiwa ini, banyak terjadi di Desa Walandano, Palau, Komolulu dan Rano.

"Sementara empat desa lainnya kerusakan tidak terlalu besar. Untuk bantuan sendiri sudah ada dari Tolitoli yakni sembako," ujarnya.

Dengan bantuan dari Kementerian Sosial yang pertama dari jalur laut ini sendiri, Ruslan mengharapkan bisa menjadi dorongan masyarakat lainnya untuk memberi bantuan dan bisa membantu kehidupan masyarakat kembali normal.

Dari pantauan Antara yang menyusuri jalur tersebut dengan menggunakan kendaraan roda empat jenis mini bus, Senin, untuk mencapai wilayah kecamatan tersebut kendaraan harus melalui berbagai rintangan.
 
Di sepanjang jalan, terdapat banyak titik rintangan seperti longsoran tanah, longsoran dengan berbatu, jalan retak dan jembatan terputus yang jika ditotal bisa mencapai puluhan titik yang menyebabkan waktu tempuh jadi lebih lama yakni empat jam dari biasanya dua hingga tiga jam.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018