Malang (ANTARA News) - Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengemukakan pemerintah beraninya hanya dengan rakyatnya, tetapi dengan negara lain sama sekali tidak berani. "Jangan jauh-jauh, dengan negara tetangganya Malaysia juga tidak berani, sebab banyak persoalan yang belum tuntas sehingga membuat hubungan kedua negara menjadi tidak `sehat`," katanya, seusai pengajian rutin awal bulan di Pondok Pesantren Mahasiswa (Pesma) Al-Hikam Malang, Jatim, Minggu. Persoalan demi persoalan dengan negara lain, khususnya dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, katanya, cukup banyak hanya saja penyelesaiannya dilakukan secara `sporadis` tidak komprehensif. Menurut dia, ketegangan hubungan Indonesia-Malaysia tidak hanya kasus pemukulan terhadap wasit karate saja, tetapi yang lebih besar juga banyak seperti "ilegal logging", masalah perbatasan wilayah dan soal Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tidak pernah surut. Ia mengakui kalau pemerintah Indonesia mau, ada ukuran internasional melalui diplomasi antar pejabat seperti pertemuan antar Menteri Luar Negeri (Menlu) guna membicarakan secara tuntas persoalan-persolan yang belum selesai dengan tuntas. Pembicaraan itu, kata mantan Cawapres 2004 pasangan Megawati Soekarnoputri itu, cukup penting, hanya saja Indonesia jangan sampai terjebak dengan reaksi yang berlebihan yang pada akhirnya merugikan. Dikatakannya reaksi Indonesia dalam menyikapi persoalan demi persoalan itu sepadan saja, seperti kasus pemukulan terhadap wasit karate, pemerintah Malaysia meminta maaf dan persoalan lain dibicarakan dalam perundingan. Reaksi sebagai bangsa yang bermartabat, katanya, memang penting, tetapi kalau hubungan diplomatik antar kedua negara diputuskan, akhirnya reaksi itu menjadi tidak sepadan dan pemerintah justru terjebak. Menurut dia, penyelesaian persoalan-persoalan yang muncul terutama dengan Malaysia dilakukan secara sporadis dan tidak tuntas. "Di satu sisi ada `kenakalan` negeri tetangga dan disisi lain pemerintah Indonesia sendiri punya kelemahan, yakni tidak `care` dengan wilayahnya dan kedepan Indonesia harus memperbaiki sikap lebih tegas terhadap negara-negara yang mencoba merongrong wilayah Indonesia," katanya menegaskan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007