Jakarta (ANTARA News) - Jarang ada seseorang menyatakan kesuksesannya diawali hanya karena iseng, seperti yang disampaikan Burhanuddin Abdullah, Gubernur Bank Indonesia (BI) yang Sabtu (1/9) kemarin menerima gelar doktor kehormatan (honoris causa) di bidang ilmu pertanian dari Universitas Padjajaran Bandung. "Ini semua berawal dari keisengan. Saya itu suka iseng berpikir, yang kemudian saya tuliskan. Ternyata diberi apresiasi," kata Burhanuddin merendah ketika ditanya perasaannya menerima gelar doktor kehormatan untuk yang kedua kalinya, usai upacara penyerahan gelar itu di Kampus Unpad Bandung. Pada tahun 2006 Burhanuddin juga telah menerima gelar doktor kehormatan di bidang ilmu ekonomi dari Undip Semarang. Tetapi, menurutnya, keisengan itu jangan dinilai negatif. "Iseng itu kan kreatif," tutur Gubernur BI sejak Mei 2003 itu. Burhanuddin yang alumni Fakultas Pertanian Unpad pada tahun 1974 ini memang tergolong produktif dalam menulis baik itu buku, terjemahan ataupun pidato serta makalah ilmiah. Kesibukannya memimpin Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan perbankan nasional, tidak membuatnya lupa pada sektor pertanian yang dicintainya dengan menyempatkan diri untuk mencari ide dan gagasan bagi kemajuan pertanian nasional. Dalam acara pemberian gelar itu, Burhanuddin membacakan orasi ilmiah berjudul Menuju Pembangunan Berbasis Industri Pangan: Pemikiran Mengenai Revitalisasi Pertanian yang Mensejahterakan. Pada pidatonya, Burhanuddin menjelaskan besarnya peranan sektor pertanian yang sangat menentukan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi dan berkualitas serta menopang proses pembangunan secara berkelanjutan. "Sudah merupakan keharusan bagi Bank Sentral dimanapun untuk mencermati perkembangan dari setiap sektor ekonomi, termasuk sektor pertanian. Bahkan bagi kita di Indonesia, perhatian tersebut harus lebih jauh dari itu," kata Burhanuddin. Menurutnya, revitalisasi sektor pertanian harus bertumpu pada upaya-upaya perbaikan distribusi penghasilan di sektor ini atau dengan pendekatan "growth through equity" atau pertumbuhan yang berkeadilan. Pendekatan ini diterapkan dengan memberikan peluang yang lebih luas bagi terciptanya distribusi penghasilan ekonomi secara lebih merata dan berkeadilan bagi masyarakat tani. Dengan pendekatan ini, lanjutnya, para petani menjadi subyek dari upaya peningkatan kesejahteraan diri dan masyarakatnya. "Pelaksanaan dari pendekatan ini dapat dilakukan melalui pembenahan kendala-kendala spesifik untuk memperbaiki daya tawar mayoritas masyarakat tani dan upaya penurunan risiko produksi di sektor pertanian," katanya. Burhanuddin yang meraih gelar MA di bidang ekonomi di Universitas Michigan State Amerika Serikat ini, pada perayaan HUT Proklamasi RI ke-62 lalu, juga menerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama dari Presiden RI. Melihat dari kesuksesan dan penghargaan yang telah diterimanya, tentu "keisengan" seorang Burhanuddin adalah keisengan yang sangat bernilai, yang memberikan manfaat bukan saja bagi dirinya pribadi juga bagi bangsa dan negara. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007