Willemstad, Curacao (ANTARA News) - Badai Felix bertambah kuat dan menjadi badai Kategori 5, Ahad, saat badai itu -- yang berpotensi menimbulkan bencana -- mendekati Amerika Tengah di jalur ke arah Semenanjung Yucatan, Meksiko, kata petugas ramalan cuaca AS. Felix, yang bertambah kuat dengan kecepatan yang mengerikan pada Ahad, sewaktu melewati sebelah utara Aruba, memiliki angin dengan kecepatan 270 kilometer per jam sekitar pukul 20:00 waktu setempat (Senin, 07:00, WIB), demikian keterangan dari U.S. National Hurricane Center. Di jalur yang sama kendati agak ke selatan ke arah Yucatan dengan jalur Badai Dean bulan lalu, yang menewaskan 27 orang, Badai Felix menjadi badai dahsyat Atlantik kedua pada 2007. Badai tersebut sebelumnya berada sekitar 710 kilometer dari ibukota Jamaika, Kinsgton, dengan Kategori 4, badai yang diduga sudah dapat menimbulkan kerusakan besar. Felix akan melewati pinggir perairan hangat di Karibia tengah, sehingga menemukan sumber yang diperlukan untuk bertambah kuat dan berpotensi menimbulkan bencana. Badai Dean pada pertengahan Agustus menjadi Badai Kategori 5 dari skala lima tingkat Saffir-Simpson sebelum menghantam Yucatan, di sebelah selatan objek wisata Cancun. Produsen minyak dan gas alam Teluk Meksiko AS, yang menghasilkan sepertiga produksi minyak mentah AS dan 15 persen produksi gas alam Amerika, memantau perkembangan Badai Felix, tapi sejauh ini belum mengungsikan pekerja lepas-pantainya karena ramalan mengenai jalur Badai tersebut tampaknya tak mengancam mereka. Badai Kategori 5 jarang terjadi pada masa lalu. Sebelum musim badai yang menghancurkan pada 2005, hanya dua tahun dalam catatan terjadi lebih dari satu Badai Kategori 5. Musim badai 2005 menghadapi empat Badai Kategori 5, termasuk Katrina --yang menyapi New Orleans, dan Wilma --badai paling kuat yang pernah terjadi di Atlantik. Peningkatan jumlah badai tingkat atas telah memberi alasan bagi penelitian untuk memperlihatkan bahwa pemanasan global mungkin menghasilkan angin topan tropis yang lebih kuat. Industri energi siaga Kendati bertambah kuat dengan cepat dan bergemuruh, Badai Felix terlalu jauh untuk terbukti menjadi ancaman besar bagi Antilles Belanda. Fajar menyingsing di Curacao dan memperlihatkan pepohonan yang tumbang dan jalan-jalan yang tergenang air tapi wilayah itu ataupun pulau kembarannya Bonaire tak melaporkan kerusakan serius atau korban jiwa. "Penduduk lokal dan pelancong tetap berada di dalam rumah serta hotel sepanjang malam. Tak ada panggilan telefon yang masuk dari jalur darurat yang dipersiapkan untuk mengahdapi badai tersebut," kata Gubernur Bonaire Herbert Domacasse dalam suatu pernyataan, seperti dikutip Reuters. Di Curacao, yang tak tersentuh badai karena angin dahsyat itu biasanya menyusuri sebelah utara, toko swalayan tetap buka hingga larut malam sehingga memungkinkan penduduk yang ketakutan untuk membeli keperluan mendesak. Pemerintah menyediakan tempat penampungan untuk orang-orang yang tinggal di daerah rawan, seperti di garis pantai, dan bandar udara di pulau itu tutup selama beberapa jam. Pengawasan badai di Aruba, Curacao dan Bonaire dicabut, tapi pemantauan badai diberlakukan untuk Jamaika dan Kepulauan Cayman, sekalipun badai tersebut diduga akan berada di sebelah selatan kedua wilayah itu sewaktu badai tersebut bergerak ke arah barat-baratlau dengan kecepatan 32 kilometer per jam. Musim badai 2007, yang diduga akan sibuk, akan mencapai puncaknya. Kebanyakan badai melanda dari 20 Agustus hingga pertengahan Oktober, dan 10 September menjadi puncaknya. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2007