Jakarta (ANTARA News) - Penerimaan negara pada 2009 diperkirakan mengalami koreksi karena berbagai faktor, demikian Menteri Keuangan/Plt Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Kamis. "Tidak hanya karena penurunan (perlambatan) pertumbuhan ekonomi tetapi harga minyak (yang turun) juga akan mempengaruh penerimaan kita," papar Sri. Menurutnya, saat ini pemerintah tengah melakukan mempelajari sejumlah hal untuk merespon berbagai perkembangan yang terjadi dan mengakui akan ada perubahan asumsi makro yang segera dikomunikasikan pemerintah kepada DPR. "DPR mulai bersidang 19 Januari, ada isu penting yang akan kita sampaikan DPR termasuk format APBN, kita akan konsultasi dengan DPR," katanya. Jumlah anggaran pendapatan negara dan hibah dalam APBN 2009 ditetapkan Rp985,73 triliun sementara belanja negara mencapai Rp1.037,07 triliun sehingga terdapat defisit Rp51,34 triliun. APBN 2009 juga menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,0 persen, nilai tukar rupiah Rp9.400 per dolar AS, tingkat inflasi 6,2 persen, rata-rata suku bunga SBI 3 bulan 7,5 persen, harga minyak 80 dolar AS per barel, dan tingkat lifting (suplai) minyak mentah sekitar 960 ribu barel per hari. Sementara itu menanggapi kemungkinan terkoreksinya penerimaan pajak, Dirjen Pajak Darmin Nasution mengatakan, koreksi hanya bisa dilakukan melalui mekanisme APBN Perubahan. "Mestinya ada mekanisme itu, tinggal kapan, apakah normal atau tidak. Kalau normal tentunya Juni atau Juli, atau dipercepat, saya tidak tahu, saya tidak bisa jawab," katanya. Ia memastikan jika APBN direvisi, maka penerimaan pajak juga akan direvisi, namun tidak mengungkapkan besarannya. "Kita ada hitungannya tapi tidak bisa saya jelaskan," katanya.  (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009