Jakarta (ANTARA News) - Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu mengusulkan kepada pemerintah tentang pergantian jajaran direksi BUMN sektor perbankan, agar pertumbuhan ekonomi di seltor riil terwujud, kata Ketua Presidium BUMN Bersatu Arief Poyuono, SE. "Pergantian harus segera dilakukan karena tidak jalannya kredit perbankan ke sektor riil yang merupakan ukuran prestasi dari jajaran direksi BUMN sektor Perbankan," katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Senin. Menurut Arief, pengusulan pergantian didasarkan bahwa selama tiga tahun terakhir, penyaluran kredit perbankan BUMN ke sektor riil tidak berjalan optimal, sehingga mengakibatkan makin banyaknya jumlah penggangguran. "Mandegnya kegiatan di sektor riil akibat tidak berjalannya fungsi intermediasi bank, ini terlihat makin meningkatnya titipan dana dana Bank Bank BUMN di bank Indonesia (BI) dan diperkuat dengan kegudahan Presiden Susilo Bamang Yudhoyono (SBY) terhadap pemerintah daerah yang menaruh dana APBD di Bank Bank BUMN," katanya. Sementara, direksi Bank BUMN pun tidak sanggup menyalurkan kredit ke sektor riil yang berarti ekonomi Indonesia telah terjadi "Inflator" ekonomi bukan lagi inflasi, karena penumpukan dana di BI menyebabkan inflasi yang menjadikan jumlah uang beredar akan terus bertambah, sehingga akan makin menyulitkan keadaan ekonomi Indonesia. Arief mengusulkan, jajaran direksi Bank Mandiri perlu didakan perombakkan, karena melihat kinerjanya berdasarkan laba yang diterima oleh Bank Mandiri yaitu pada tahun 2005 memperoleh laba hampir Rp5,2 triliun, tahun 2006 (Rp800 miliar) dan tahun 2007 (Rp2,1 triliun), ini menunjukkan kinerja Direksi Bank mandiri kurang baik. Perombakan juga perlu dilakukan di jajaran direksi Bank BNI, karena mereka dinilai gagal dalam melakukan divestasi (penjualan) aset negara dengan nilai di bawah pasar dan cenderung turun terus. Sedanglan, jajaran direksi Bank BRI mempunyai kinerja yang baik, terbukti dengan keuntungan yang diperoleh oleh Bank BRI yang melebihi target dan menjadikan BRI sebagai penyalur kredit UMKM yang terbesar serta keharmonisan dengan serikat pekerja, sehingga tidak perlu diadakan perombakan. Arief menambahkan, yang menarik adalah Bank BTN yang mempunyai kinerja sangat baik terutama dalam tugasnya sebagai "mortgage" bank bagi sektor perumahan menengah ke bawah, di mana Dirut Bank BTN Kodradi mengalami perpanjangan tugas selama 3 tahun, ini menunjukkan bahwa kinerja Bank BTN sangat baik. Dengan demikian, katanya, Meneg BUMN diharapkan tidak melihat dari segi usia direksi Bank BTN tetapi lebih melihat kinerjanya karena seperti Alan Gresspan pun waktu memimpin the FED AS sudah berumur 75 tahun, tetapi kinerjanya tetap baik untuk menjaga stabilitas moneter di AS. "Kalau pun ada pergantian di Bank BTN, hendaknya dipilih yang kredibel dan mempunyai "track record" yang baik, dan para anggota direksi Bank BTN yang mempunyai kinerja baik di bawah pimpinan Kodradi, harus diberikan kesempatan yang sama untuk melakukan 'Fit and Proper Test' untuk posisi Direktur Utama Bank BTN." katanya.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007