Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Agustus 2007 terjadi inflasi sebesar 0,75 persen yang terutama didorong oleh kenaikan indeks pada sektor pendidikan rekreasi dan olahraga, serta harga bahan makanan. Kepala BPS, Rusman Heriawan, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa dengan demikian inflasi tahun kalender (Januari-Agustus) menjadi 3,58 persen, dan inflasi year on year (Agustus 2007 terhadap Agustus 2006) menjadi 6,51 persen. "Kita punya inflasi year on year 3,58 persen. Kalau target pemerintah 6,0 persen, artinya kita masih punya `reserve` 2,40. Kalau dalam empat bulan ke depan, artinya rata-rata 0,60 persen. Kemungkinannya dalam empat bulan ke depan akan terjadi inflasi dan ada yang lebih kecil atau ada yang naik. Yang penting, bagaimana pemerintah bisa meyakinkan konsumen mengenai pasokan barang," kata Rusman. Dia mencontohkan, pernyataan Dirut Perum Bulog tentang ketersediaan pasokan beras yang cukup sebagai pernyataan yang melegakan karena memang terbuka pasokan beras di pasar melimpah. "Target pemerintah 6,0 persen memang suatu ambisi agak riskan karena gejala Juli Agustus ini cukup tinggi dibanding dua bulan yang sama tahun sebelumnya," katanya. Pada 2006, inflasi Juli dan Agustus tercatat 0,45 persen dan 0,33 persen. Sedangkan 2007 ini, inflasi Juli dan Agustus tercatat 0,72 dan 0,75 persen. Menurut BPS, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami inflasi 3,18 persen, kelompok bahan makanan 0,79 persen dan gas & bahan bakar 0,77 persen menjadi tiga sektor dimana terjadi inflasi terbesar bulan lalu. "Kenaikan biaya pendidikan di tingkat TK menyumbang inflasi 0,02 persen dari total inflasi 0,75 persen. Tingkat SD menyumbang 0,03 persen, SMP 0,03, SMA 0,07 persen, dan tingkat universitas menyumbang 0,03 persen sehingga secara kumulatif sektor pendidikan menyumbang 0,18 persen," katanya. Sedangkan kenaikan harga minyak tanah 9,7 persen secara nasional, katanya, menyumbang inflasi 0,16 persen, dengan kenaikan terbesar di DKI sebesar 33 persen. "Minyak tanah memang termasuk `administered price` (harga yang ditentukan pemerintah), seperti premium dan solar, namun pola distribusinya berbeda karena dipengaruhi margin pasar. Premium dan solar hanya punya satu pengecer, SPBU Pertamina," katanya. Dijelaskannya, salah satu penyebab kenaikan harga minyak tanah adalah Pertamina memang mengurangi suplai minyak tanah ke pasar seiring dengan pelaksanaan program konversi ke gas, sementara kebutuhannya (demand) semakin tinggi, apalagi menjelang bulan puasa dan lebaran. Selain biaya pendidikan dan minyak tanah, BPS mencatat penyumbang inflasi besar lainnya, yaitu minyak goreng 0,07 persen, dan telur ayam 0,04 persen. "Untuk harga minyak goreng, kenaikannya dibanding bulan lalu 4,3 persen sehingga dibanding dengan Agustus 2006, kenaikan harga minyak goreng sudah mencapai 42 persen," katanya. Ditambahkannya, inflasi komponen inti pada bulan Agustus 2007 sebesar 0,69 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari - Agustus) 2007 sebesar 3,55 persen, sedangkan laju inflasi komponen inti "year on year" (Agustus 2007 terhadap Agustus 2006) sebesar 5,66 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007