Cibitung (ANTARA News) - Perusahaan elektronik asal Korea Selatan, LG, menjadikan Indonesia sebagai basis produksi televisi (TV) LCD untuk pasar kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah, di samping pasar domestik yang penguasaan pasarnya diproyeksikan mencapai 30 persen tahun ini. "Kami memproduksi TV di Indonesia sejak 1999 dan pada 2005 mulai memproduksi TV LCD di sini untuk pasar lokal," ujar GM Display Factory PT LG Electronics Indonesia (LGEIN), Jeong Dae Hyo, dalam kegiatan kunjungan ke pabrik di Cibitung, Jawa Barat, Selasa. Ia mengatakan saat ini kapasitas produksi TV LCD mencapai sekitar 50 ribu unit per bulan yang tidak hanya ditujukan untuk pasar domestik saja, namun juga pasar ekspor. Sekitar 80 persen dari produksi TV LCD tersebut diekspor ke mancanegara, terutama Asia Pasifik sekitar 43 persen dan sisanya sekitar 25-30 persen di ekspor ke negara-negara Kawasan Timur Tengah, dan 30 persen lagi diekspor ke Australia. "Kami mengharapkan dengan tumbuhnya permintaan TV LCD di Indonesia dan kami perkirakan pertumbuhan cepat, maka komposisi ekspor dan domestik menjadi 50:50, sekitar 50 persen untuk pasar ekspor dan 50 persen lagi untuk pasar domestik," ujarnya. Diakuinya, sampai saat ini panel LCD untuk TV LCD masih diimpor dari Korea Selatan, meskipun komponen lainnya sudah berasal dari dalam negeri. Ia memperkirakan sekitar 60 persen dari total komponen TV LCD masih diimpor. "Panel LCD merupakan bagian terbesar pada TV LCD dan itu masih kami impor dari Korea Selatan," katanya. Saat ini LG memiliki pusat produksi TV LCD di sejumlah negara, yaitu Meksiko, Indonesia, China, Korea Selatan, dan Brazil. "Semua itu mewakili wilayah regional pemasaran TV LCD LG," ujar Manager Penjualan TV untuk Ekspor LGEIN, Jang Il Hwan, menambahkan. Sementara itu, GM Pemasaran Domestik LGEIN, Budi Setiawan, mengatakan di pasar domestik LGEIN memproyeksikan penguasaan pasar sebesar 30 persen tahun ini dari total pasar TV LCD di Indonesia yang diperkirakan mencapai 150 ribu unit. "Kami sudah mencapai penguasaan pasar 16 persen dan diproyeksikan tahun ini mampu mencapai 30 persen melihat pertumbuhan pasar TV LCD yang terus meningkat," ujarnya. Tahun 2007 pasar TV LCD diperkirakan naik sekitar 400 persen dibandingkan tahun lalu. Peningkatan tersebut didorong oleh harga TV LCD yang terus menurun mendekati televisi layar datar (flat) karena permintaan dan produksinya besar, sehingga skala ekonomisnya tercapai. "LGEIN akan terus meningkatkan kapasitas produksinya untuk mencapai skala ekonomis untuk bersaing, karena dengan produksi yang besar maka harga (TV LCD) bisa ditekan untuk memenangkan persaingan," ujarnya. Bahkan, kata Budi, dalam waktu dekat LGEIN akan meningkatkan kapasitas produksinya karena penjualan TV LCD terus meningkat. Untuk mencapai target penguasaan pasar 30 persen, LGEIN meluncurkan TV LCD ukuran 32, 42, dan 47, terbaru dibawah seri "Pearl Black" dengan bingkai hitam mengkilat untuk membidik pasar kelas atas . "Kami menargetkan penjualan sebesar 2.000 unit untuk produk terbaru tersebut," ujar Budi. Ditambahkan Head of Front Panel Display (FDP) Product Marketing LGEIN, Budi Adhi Suyitno, secara spesifik pihaknya membidik konsumen pria dan wanita dengan usia 25-40 tahun yang menyukai gaya hidup modern. "Target kami sebagian besar pria, namun sekitar 20 persen adalah wanita, terutama untuk TV LCD yang dilengkapi fitur `time machine` yang mampu merekam tayangan pada televisi sampai 80 gigabyte," ujarnya. (*)

Pewarta: surya
COPYRIGHT © ANTARA 2007