Washington (ANTARA News) - Auditor independen resmi Amerika Serikat (AS), Selasa, memberi cap pemerintahan Irak "disfungsional". Laporan dari Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) menyebutkan pemerintahan perdana menteri Nuri al-Maliki gagal memenuhi 11 dari 18 kriteria politik maupun keamanan, meski Presiden George W. Bush sudah menambah jumlah pasukannya di negara itu. Kubu demokrat mengunakan laporan itu sebagai "peluru" untuk menuntut dimulainya pemulangan 160 ribu tentara AS. Namun, Gedung Putih mempertanyakan temuan-temuan dalam laporan GAO dan mengemukakan rincian yang lebih baik mengenai perang Irak ada pada laporan panglima tentara AS di Irak, Jenderal David Petraeus, yang akan memberi kesaksian kepada parlemen, pekan depan. Laporan GAO yang diterbitkan sehari setelah Bush berkunjung ke Irak, mengemukakan bahwa pemerintahan Irak "lulus dalam tiga kriteria, nyaris lulus dalam empat kriteria, dan gagal dalam 11 kriteria lain." "Secara keseluruhan, undang-undang pokok belum disahkan, kekerasan masih tetap tinggi, dan belum jelas jika pemerintah Irak akan menggunakan dana 10 miliar dolar untuk rekonstruksi," ungkap laporan itu. Kriteria-kriteria itu ditetapkan secara hukum oleh Kongres AS berdasarkan target kemajuan yang diajukan sendiri oleh pemerintah Irak pada awal tahun ini. Kepala GAO, David Walker, ditanya oleh komite hubungan luar negeri Senat AS, jika pemerintahan Irak dukungan AS merupakan suatu kesalahan. "Saya kira anda harus katakan disfungsional, pemerintahan itu disfungsional," kata Walker. Kubu Demokrat mengemukakan laporan itu telah membuktikan kegagalan strategi Bush yang menambah 28.500 tentara ke medan perang. "Hanya tiga dari 18 kriteria yang berhasil dipenuhi. Apapun dalih yang akan kita dengar pada hari-hari mendatang, penilaian independen ini mengelompokkan kebijakan yang jelas-jelas tidak terlaksana ini sebagai gagal," kata senator dari Demokrat, John Kerry. Harry Reid, pemimpin kubu Demokrat yang menguasai Senat, mengemukakan laporan itu "menegaskan bahwa strategi presiden untuk Irak jelas-jelas tidak terlaksana. Sudah terlalu terlambat untuk strategi baru." Sementara itu Gedung Putih mengecilkan laporan tersebut. "Laporan GAO hanya berdasarkan pandangan statis atas kemajuan di Irak," kata jurubicara Gedung Putih, Tony Fratto. "GAO diminta menentukan jika kriteria-kriteria terpenuhi atau tidak, mereka tidak menilai kemajuan," katanya. Dia menyeru semua pihak menunggu "gambaran yang lebih lengkap mengenai status Irak saat ini serta rekomendasi-rekomendasi untuk selanjutnya." Bush terikat secara hukum untuk menyerahkan laporan mengenai perang Irak kepada Kongres paling lambat akhir pekan depan. Laporan itu disusun badan-badan keamanan AS, Petraeus dan Dubes AS di Irak, Ryan Crocker.(*)

Pewarta: bwahy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007