Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merencanakan membendung sampah yang mengalir dari 13 sungai dan bermuara di Teluk Jakarta untuk meminimalisir jumlah sampah yang masuk ke wilayah tersebut sekaligus memudahkan proses pembuangannya. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna usai menghadiri rapat paripurna di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, mengatakan hal itu dilakukan untuk memudahkan pengangkutan dan pembersihan sampah yang selama ini mengotori wilayah tersebut dan pada akhirnya merusak lingkungan di sekitar Teluk Jakarta. "Meskipun kita membeli kapal pengeruk sampah yang mahal, akan sia-sia saja bila sampah itu tidak dijaring dan dibendung di Muara Sungai," katanya. Meski demikian ia mengatakan pekerjaan untuk membenahi kondisi Teluk Jakarta yang sudah dipenuhi oleh sampah itu tidak bisa semata-mata dilakukan oleh Dinas Kebersihan, melainkan harus dilakukan juga secara terkoordinasi dengan instansi lain dan pemerintah daerah lainnya. "Teluk Jakarta sangat kompleks. Tidak semata-mata di bawah kewenangan DKI Jakarta. Juga diperlukan keterlibatan pemerintah Bekasi dan Tangerang serta pemerintah pusat untuk duduk bersama menyelesaikan permasalahan ini bersama-sama," paparnya. Oleh karena itu, masih menurut Eko, pada Kamis (6/9) akan dilangsungkan rapat koordinasi untuk membicarakan masalah itu antara Pemprov DKI Jakarta, Pemerintah Bekasi, Pemerintah Tangerang dan Pemerintah Pusat. "Solusi yang akan kita ajukan adalah di Muara Kali harus dibendung dulu, pakai kapal canggih tapi muara kali tidak dibendung atau tidak ada penahannya seperti jaring karena susah dilakukan. Banyak teknologi yang ada namun anggarannya sangat besar, satu kapal bisa 500 miliar, mungkin kita akan lakukan secara bertahap," kata Eko. Menurut catatan Dinas Kebersihan DKI Jakarta, rata-rata volume sampah yang memasuki Teluk Jakarta mencapai 300 hingga 600 meter kubik per hari. Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyatakan untuk mengembangkan wisata bahari, pemerintah DKI Jakarta masih harus bekerja keras membenahi infrastruktur dan tata ruang di kawasan sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa serta membersihkan wilayah perairannya dari sampah dan limbah. "Airnya masih kotor oleh sampah, belum memadai untuk budidaya perikanan ataupun untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007