Bontang, Kaltim, (ANTARA News) - Pupuk Indonesia  akan berfokus mengembangkan pupuk NPK sebagai salah satu upaya untuk mendongrak daya saing, khsusunya di pasar global.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dalam konferensi pers di Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu mengatakan perusahaan telah menyiapkan sejumlah langkah untuk terus berkembang, antara lain melalui program pengembangan NPK, pengembangan produk baru, pengembangan bahan baku NPK, peningkatan daya saing produk, pengembangan bisnis non pupuk, penataan anak-anak perusahaan serta riset terintegrasi. 

“Ke depan, kami akan lebih memprioritaskan  pada pengembangan produk selain urea,” katanya.

Hal ini karena saat ini pasar urea dunia sudah mengalami kelebihan pasokan. Disamping itu, prospek bisnis pupuk pun masih menjanjikan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkurangnya lahan pertanian. 

“Dibutuhkan jenis pupuk yang lebih baik dalam meningkatkan produktivitas tanaman, dan salah satunya adalah lewat pengembangan pupuk NPK”, “ katanya.

Beberapa waktu lalu, Pupuk Indonesia telah meluncurkan Program Proyek NPK 2,4 juta ton, yaitu peningkatan kapasitas produksi NPK dari 3,1 juta menjadi 5,5 juta ton hingga tahun 2021 mendatang. 

“Di luar proyek tersebut, kita juga akan membangun Pabrik Phonska 5 di Petrokimia Gresik dengan kapasitas 500 ribu ton per tahun”, kata Aas. 

Dengan kapasitas produksi yang nantinya bisa mencapai enam juta ton per tahun ini, optimistis dapat menguasai pasar NPK dalam negeri, khususnya untuk sektor perkebunan. 

“Disamping juga semakin memantapkan pemenuhan kebutuhan pupuk dalam rangka ketahanan pangan nasional”, kata Aas. 

Guna menunjang produksi NPK, Pupuk Indonesia juga perlu melakukan pengamanan pasokan bahan baku. 

“Kami berencana membangun pabrik asam fosfat dan asam sulfat di Lhoksemauwe, serta mengupayakan penguasaan bahan baku dengan membeli perusahaan tambang rock phosphate, KCl, dan produsen DAP”, katanya. 
Baca juga: Pupuk Indonesia proyeksikan ekspor 2018 tembus Rp9,9 triliun

 

 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2018