Jakarta (ANTARA News) - Ratusan karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja (SP) PT Garuda Indonesia Bersatu menolak rencana penjualan Gedung Kantor Pusat PT Garuda Indonesia, di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Sementara itu, manajemen BUMN penerbangan itu mengatakan usulan penjualan kantor adalah kewenangan Menneg BUMN. "Kami secara tegas menolak jika kantor pusat kami dijual. Kami yakin dan mampu secara bersama-sama mencari alternatif lain lebih baik daripada sekedar menjual aset serta proses pemulihan Garuda dapat diakselerasi," kata Ketua Bidang Humas Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), Tomy Tampatty, di Jakarta, Kamis. Sekitar jam 10.00 WIB di halaman gedung kantor pusat Garuda, ratusan karyawan BUMN penerbangan itu menggelar unjuk rasa damai. Sejumlah orasi dari jajaran pengurus SP PT Garuda Indonesia Bersatu, bergantian digelar. Demo itu diikuti oleh Sekarga, Asosiasi Pilot Garuda (APG), Ikatan Awak Kabin PT Garuda Indonesia, Serikat Pekerja Awak Kabin PT Garuda Indonesia, Serikat Pekerja PT Mandira Erajasa Wahana dan Serikat Pekerja Aerowisata. upaya akselerasi untuk pemulihan Garuda itu dapat dilakukan jika Garuda mempunyai jajaran manajemen yang kompeten dan memahami bisnis penerbangan. Oleh karena itu, tegasnya, dia meminta Menteri BUMN Sofyan Djalil segera mengevaluasi kinerja Dirut Emirsyah Satar dan jajarannya, sekaligus melakukan RUPS Luar Biasa untuk meminta pertanggungjawaban jajaran direksi dan segera merombaknya. "Kepada direksi baru Garuda nantinya, Menneg BUMN juga segera memerintahkan untuk menindaklanjuti semua temuan BPK dan memutus kerjasama pengelolaan agen BSP Indonesia serta Ground Handling dengan PT Gapura Angkasa serta meninjau kembali kerjamasa Garuda-Lufthansa," katanya. Pada bagian lain, Tommy menjelaskan proses recovery Garuda di tengah pesatnya pertumbuhan industri penerbangan domestik di atas 20 persen per tahun adalah gagal karena ternyata jumlah penumpang terus menurun dari tahun ke tahun. "Data Dephub pada 2006 menyebutkan Garuda sudah kalah dengan Lion Air dan On Time Performance terus menurun dan pada Juli 2007 hanya 68,89% di bawah rata-rata industri penerbangan dunia sebesar 85%," katanya. Pemegang saham Menanggapi hal itu, Direktur Operasi Garuda, Capt. Ari Sapari, menjelaskan rencana perpindahan kantor pusat Garuda ke kawasan Bandara Soekarno-Hatta adalah untuk mendekatkan dengan tempat operasional dan memudahkan koordinasi. "Kepindahan ini sesuai dengan harapan dan keinginan pemegang saham," katanya. Selain itu, perpindahan kantor itu, lanjutnya, adalah bagian dari `share of the pain" yang dilaksanakan Garuda sesuai program restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh. "Polanya kan berbagi beban (share of the pain) yang dilaksanakan antara Garuda, pemegang saham dan kreditur," kata Ari. Dia menambahkan keberadaan kantor pusat airlines di kawasan bandara (home base) merupakan sesuatu yang lazim dalam bisnis penerbangan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007