Kupang (ANTARA News) - Sekira 58 persen desa dari total 2.762 desa/kelurahan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tersebar di 242 kecamatan dan 18 kabupaten, hingga kini belum tersentuh jaringan listrik. "Untuk tingkat desa, baru 42 persen yang berlistrik. 58 persen desa lainnya belum tersentuh listrik. Kalau untuk tingkat kepala keluarga (KK) baru 22 persen KK yang menikmati listrik dari total sekitar 900 ribu KK yang tersebar di seluruh NTT," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTT, Drs. Bria Yohanes, di Kupang, Kamis. Dia mengemukakan hal itu terkait ratio elektrifikasi di NTT dan upaya mengatasi masalah listrik di masa datang. Menurut dia, upaya yang dilakukan saat ini adalah melalui pembakit listrik tenaga surya (PLTS) dan alternatif lain dengan mengubah air menjadi tenaga listrik seperti yang sudah dikembangkan di beberapa lokasi di NTT. Saat ini, kata dia, pemerintah lebih fokus pada penggunaan PLTS sebagai pembangkit tenaga listrik di rumah-rumah penduduk karena selain mudah menjangkau masyarakat di pedesaan, juga biaya pemeliharaan tidak terlalu memberatkan masyarakat. "Masalah listrik ini di NTT tidak bisa teratasi sampai kapanpun jika hanya bergantung pada suplay listrik dari PT (Persero) PLN karena jaringan perusahan tidak bisa menjangkau sampai ke pelosok-pelosok desa, apalagi topografi seperti NTT," katanya. Karena itu, solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah listrik di daerah ini adalah mengadakan sebanyak-banyaknya PLTS untuk dipasang di rumah-rumah penduduk yang ada di pedesaan, katanya. PLTS ini tidak hanya berfungsi untuk penerangan tetapi juga bisa untuk mendukung usaha-usaha kecil di pedesaan seperti membuka warung telekomunukasi dan industri kecil lainnya yang tidak banyak membutuhkan energi listrik, katanya. "PLTS ini sangat membantu. Ada sejumlah desa di NTT yang menggunakan PLTS atas bantuan LSM dan mereka cukup berkembang. Ada yang bisa usaha wartel dan usaha-usaha lain yang mendatangkan keuntungan," katanya. Dia mengatakan, untuk menjangkau seluruh keluarga di NTT, dibutuhkan lagi 71.900 unit PLTS. "Saya perkirakan 10-20 tahun lagi baru semua desa di NTT menikmati listrik," katanya. Itupun kalau setiap tahun pemerintah bisa mengalokasikan anggaran untuk pengadaan PLTS antara 2-3 ribu unit, katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007