Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah keluarga dari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat, ditransfer ke Hotel Ibis Cawang untuk menginap sementara di tempat itu. 

"Tadi keluarga korban langsung diarahkan ke Hotel Ibis Cawang," kata salah satu petugas Lion Air di posko krisis di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Randi Hariadi, Jakarta, Selasa malam. 

Di Hotel Ibis, keluarga korban juga dapat memperoleh perkembangan informasi terkait pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat Lion itu di pusat informasi yang dibentuk di hotel itu. 

Dengan menginap di Hotel Ibis, keluarga korban dari luar Jawa dapat dengan mudah mengunjungi RS Polri Kramat Jati untuk identifikasi jenazah. 

Lion Air mendirikan empat posko pengaduan, diantaranya pusat krisis di Bandara Halim Perdanakusuma depan Gedung Maintenance Division, posko di Hotel Ibis Cawang lokasi keluarga korban menginap, Terminal 1B Bandara Soekarno Hatta, dan Rumah Sakit Bhayangkara Polri Soekanto, di Kramat Jati, Jakarta Timur. 

Sejak jatuhnya pesawat Lion Air itu pada Senin pagi hingga Selasa sore pukul 18.06 WIB, sebanyak 176 korban sudah diklaim oleh keluarganya.

Sementara, masih ada tiga korban yang belum diklaim keluarga yang datang melapor ke posko, yakni Ariyanti Reni, Susilo Wahyu dan Widjaya Risma.

Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi, setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB, Senin, menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang, Bangka. Namun, 13 menit kemudian, pesawat itu hilang kontak. Pesawat kemudian dinyatakan jatuh di perairan Karawang.

Pesawat itu mengangkut total 189 penumpang, terdiri atas 178 orang dewasa, satu anak-anak, dua bayi, dan enam awak kabin. Hingga saat ini, regu Basarnas masih melakukan pencarian dan evakuasi korban dan puing-puing pesawat.*


Baca juga: 13 kantong jenazah korban Lion Air tiba di Priok

Baca juga: 176 penumpang Lion JT 610 diklaim keluarga

Baca juga: Lion Air akan sediakan peti jenazah untuk korban JT 610




 



 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2018