Oslo (ANTARA News) - sejumlah pesawat jet tempur Norwegia dan Inggris mencegat pesawat-pesawat pembom Rusia di Atlantik utara, kata komando militer Norwegia, Kamis. Delapan pesawat Tupolev-95 Rusia terdeteksi di wilayah udara internasional di Laut Barents, Kamis, kata Komandan Wing Inge Oegland, juru bicara staf umum Norwegia di Stavanger. "Setelah itu kami mengirim dua pesawat tempur F-16 untuk mengamankan wilayah udara Norwegia. Pesawat Rusia itu berada dekat wilayah udara Norwegia tapi tidak masuk," katanya. Menurut informasi yang diperoleh AFP, pesawat-pesawat pencegat Inggris juga dikirim ke daerah itu untuk mengawasi pesawat-pesawat Rusia itu. "Rusia mengumumkan pelatihan militer di udara dalam hari-hari mendatang," kata Oegland. Ia menimpali, "Penerbangan-penerbangan terbaru ini tentu ada hubungannya dengan itu." Angkatan udara Rusia pada Senin mengumumkan bahwa 12 dari pembom strategisnya akan ikut serta dalam pelatihan-pelatihan strategis di wilayah itu, tapi hal itu berarti dilakukan pada hari Senin dan Selasa. Sejumlah pesawat TU-95 Rusia adalah pembm-pembom strategis jarak jauh buatan era Sovyet. Mereka dapat dilengkapi dengan muatan nuklir. Laut Barents terletak utara Rusia dan baratlaut Norwegia. Pencegatan Kamis itu adalah yang terbaru dalam serangkaian insiden-insiden, seperti itu pada pekan-pekan belakangan ini. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan bahwa pemulaian kembali penerbangan jarak jauh di wiayah udara internasional ketika menghadiri pelatihan militer 17 Agustus 2007. Kendatipun dalam beberapa minggu sebelum pernyataannya itu, Inggris dan Norwegia mengerahkan jet-jet untuk mencegat pembom-pembom Rusia juga telah sering melakukan penerbangan yang meningkat dekat wilayah AS. Penerbangan-penerbangan seperti itu sering dilakukan selama konflik Perang Dingin dengan AS dan sekutu Eropa baratnya , tapi dihentikan tahun 1992 di tengah-tengah kesulitan keuangan menyusul ambruknya Sovyet. Pekan lalu, kepala penerbangan strategis Rusia, Jenderal Pavel Androsov, mengatakan bahwa pesawat itu tidak membawa senjata nuklir dan tujuan utama penerbangan itu adalah untuk meningkatkan pelatihan bagi para pilot. Tapi, penerbangan itu terjadi dilatarbelakangi ketegangan yang meningkat antara Rusia dan sejumlah negara Barat. Beberapa pengamat juga menganggap hal itu sebagai satu tanda timbulnya kembali kepercayaan diri negara itu di percaturan internasional. Rusia sangat berkeberatan terhadap rencana-rencana Amerika Serikat (AS) untuk memasang fasilitas-fasilitas anti-rudal di Republik Ceko dan Polandia, negara-negara yang pernah dikuasai Moskow (Uni Soviet sebelum pecah) selama Perang Dingin, tapi kedua negara tersebut kini menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Awal pekan ini, pasukan khusus Rusia dan China mulai melakukan pelatihan gabungan anti-terorisme bersandi "Persahabatan 2007" di Moskow, Selasa, yang menegaskan hubungan keamanan yang meningkat dua negara bertetangga itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007