Jakarta (ANTARA News) - Penjualan Obligasi Ritel Indonesia bernomor seri 003 melalui dua bank BUMN yakni BNI dan Mandiri mengalami permintaan berlebih (oversubcribe) dengan total nilai permintaan Rp2,28 triliun. Direktur Utama BNI Sigit Pramono mengungkapkan bahwa permintaan ORI seri 003 yang masuk melalui BNI sudah mendekati satu triliun, tepatnya Rp980 miliar. "Kita telah minta jatah lagi. Permintaan masyarakat terhadap ORI cukup tinggi," kata Sigit di Jakarta, Jumat. Di Bank Mandiri permintaan atas surat utang yang sama juga sangat tinggi, dari kuota yang diberikan Bank Mandiri Rp700 miliar, permintaan yang masuk mencapai Rp1,3 triliun. "Saat ini permintaan mencapai Rp1,3 triliun, kuota kita Rp700 miliar dan telah minta jatah tambahan sebesar Rp600 miliar lagi," katanya. Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan, jumlah sementara pemesanan obligasi ritel Indonesia (ORI) seri 003 hingga Senin (3/9) telah mencapai Rp6,1 triliun, naik dari Jumat (31/8) yang mencapai Rp5,2 triliun. "Sudah mencapai Rp6,1 triliun dan sebagian besar dari Jakarta," kata Rahmat Waluyanto di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, saat ini pihaknya telah memenuhi permintaan enam agen ORI-003 untuk menambah kuota mereka. "Ada enam bank yang minta tambah kuota dan sudah kita penuhi. Mereka itu, Bank Mandiri, Lippobank, BCA, NISP, Bank Mega, dan Bank Danamon," katanya. Dia juga mengatakan, pihaknya berharap hingga batas akhir masa penawaran 7 September diharapkan makin banyak pemesanan yang masuk.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007