Padang (ANTARA News) - Menteri Hukum dan HAM, Andi Mattalatta, mengeritik kehidupan birokrasi di Indonesia, dengan menunjuk fenomena bahwa mereka pegawai, red) yang berbuat baik selama masa dinas maka pensiunnya biasanya melarat, sebaliknya mereka yang berbuat agak spekulatif di masa dinas maka pensiunnya makmur. "Kehidupan birokrasi ini justru terbalik dengan ajaran agama yang mengajarkan siapa berbuat baik di dunia akan mendapat hari akhirat yang baik pula," kata Andi di Padang, Jumat. Andi berada di Padang, sebagai pembicara utama pada Rapat Koordinasi Teknis Bidang Hukum dan HAM, DPD Partai Golkar Sumbar berlangsung 6 - 8 September. Artinya, tambah dia, ada sesuatu yang harus dibenahi dan diperbaiki dalam sistim birokrasi Indonesia. Menurut dia, dalam membenahi sistim ini orang selalu hanya menuntut birokrasi bekerja dengan baik, disiplin, tapi kebutuhannya tidak dipenuhi. "Karena itu dalam membenahi birokrasi yang harus dilaksanakan adalah mensejahterakan pegawai," tegasnya. Andi mengungkapkan, ia pernah melakukan penelitian mengapa banyak orang (pegawai, red) mencari pendapatan sampingan. Menurut dia, hal ini karena dia (pegawai, red) juga mendapatkan juga beban kewajiban "non budjeter". Maksudnya kewajiban-kewajiban diluar tugasnya seperti dimintai sumbangan ini dan itu. Ia mengatakan, uang sumbangan tersebut pasti bukan dari gajinya, tapi dicari di tempat lain (kerja sampingan, red). Karena itu, jangan dibebani pegawai dengan kewajiban "non budjeter", tegasnya. Dalam hal ini, Andi Mattalatta juga meminta seluruh partai politik dan organisasi, agar menghidupkan partai dan organisasi dengan iuran anggota sendiri. Jangan dibebankan kepada ketua saja, karena tidak mungkin dia (ketua partai atau organisasi, red) membiayai dengan dana dari kantong sendiri atau gajinya, tambahnya. "Jadi dalam membenahi birokrasi, harus perhatikan kehidupan birokrasi dan jangan terlalu membebankan dengan kewajiban-kewajiban non budjeter," demikian Andi.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007