Jakarta (ANTARA News) - Tol Depok - Antasari Jakarta mulai terkendala pembebasan tanah sehingga investor mengharapkan pemerintah melalui Menteri Pekerjaan Umum untuk segera menyelesaikan agar pembangunan tidak terhenti. "Harga tanah saat ini berdasarkan NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) sudah naik dua kali lipat dari harga awal seperti tertuang dalam rencana bisnis (business plan)," kata Dirut PT Citra Marga Nushapala Persada (CMNP), Daddy Hariadi di Jakarta, Jumat. Menurut Daddy, biaya pembebasan tanah sesuai rencana bisnis diperkirakan Rp629 miliar, namun perkembangan saat ini harga tanah dalam koridor yang sama membengkak menjadi Rp1,5 triliun. "Ini sudah di luar perkiraan kami. Kita dari operator sudah mengirim surat kepada Menteri PU terkait dengan kebijakan pembatasan harga tanah (land capping), kalau terjadi kelebihan pemerintah akan menanggung resiko kelebihan," kata Daddy. Akan tetapi sampai saat ini belum ada respon dari Menteri PU, padahal di lapangan investor harus memberikan jawaban segera. Misalnya saja sebagai perusahaan terbuka CMNP yang tergabung dalam konsorsium Citrawaspphutowa (CMNP, Waskita, PP, Hutama Karya), paparnya. Belum lagi, kata Daddy, pihak bank mempertanyakan kepada konsorsium mengenai tambahan modal sebagai syarat kenaikan investasi akibat dari kenaikan harga tanah. Menurut Daddy, berdasarkan rencana bisnis investasi tol Depok - Antasari Rp2,6 triliun, akan tetapi dengan adanya kenaikan harga tanah maka nilai investasinya menjadi Rp3,1 triliun. Sehingga equity yang seharusnya 30 persen dari nilai investasi harus ditambah apabila proyek itu ingin dibiayai perbankan. Persoalannya harus ada jaminan kepastian dari pemerintah, akan tetapi sampai saat ini belum ada respon. Rasio modal terhadap kredit 32 persen PTB Citra Waspphutowa, sedangkan 68 persen sisanya pembiayaan perbankan Rp1,8 triliun berasal dari sindikasi Bank Mandiri, BRI dan Bank Jabar. Pembangunan tol sepanjang 22,82 kilometer akan dibagi tiga seksi pekerjaan, seksi I Antasari - Brigif pertengahan 2008 sampai pertengahan 2009, seksi II Brigif - Sawangan hampir bersamaan dengan seksi I, sedangkan seksi III Sawangan - Bojonggede diharapkan dikerjakan selama tahun 2008. Tarif untuk ruas yang rencananya dioperasikan tahun 2009 Rp618 per kilometer Gol. I, Rp927 Gol. IIA, dan Rp1,236 Gol. IIB. Serta Lalulintas Harian Rata-Rata (LHR) ruas ini 44.440 kendaraan per hari. Tingkat pengembalian investasi ruas ini 17,76 persen, dengan nilai bersih (Net Present Value) Rp704 miliar, dengan masa pengembalian sampai tahun 2017, masa pengusahaan (konsesi) 35 tahun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007