Jembatan Mubarak, Mesir (ANTARA News) - Tim aju kemanusiaan RI saat ini sedang menuju Kota Rafah, perbatasan Mesir-Palestina yang menjadi pintu masuk ke Jalur Gaza. Wartawan ANTARA Andi Jauhari dari Jembatan Mubarak saat menunggu pemeriksaan, Kamis melaporkan, perjalanan menuju Rafah membutuhkan waktu delapan jam sejak berangkat dari Kairo pukul 11 waktu setempat. Jembatan Mubarak adalah tempat yang tepat melintas di atas Terusan Suez. Perjalanan menuju Kota El-Arish hingga jembatan tersebut diwarnai pemeriksaan belasan kali. Setelah tiba di El-Arish tim masih harus menempuh 40 menit perjalanan menuju Rafah untuk menyerahkan bantuan pemerintah dan masyarakat RI ke Jalur Gaza senilai Rp2,1 miliar. Sejumlah bantuan yang dibawa dari Indonesia telah diterima Kedutaan Palestina di Amman. Bantuan barupa dua ton obat-obatan dan uang 200.000 dollar AS dibawa ke Jalur Gaza oleh pihak swasta, yaitu Yordania Hashemite Charity, sebuah yayasan milik Raja Yordania Abdullah II. "Menurut pihak Kedubes RI, yayasan ini sudah terbukti dapat mengantar bantuan langsung ke Jalur Gaza," kata dr Basuki Supartono, Direktur Bulan Sabit Merah Indonesia, yang ikut dalam tim pendahulu kemanusiaan itu. Delegasi Indonesia juga diberi tahu bahwa dokter tidak diizinkan untuk masuk ke Jalur Gaza. Namun, obat-obatan, peralatan medis, dan makanan diizinkan untuk disalurkan kepada korban di Gaza. Sampai saat ini ada 3.000 orang korban luka, 300 orang di antaranya menderita luka yang sangat parah. Sebagian korban ditangani di tiga rumah sakit di Gaza. "Dengan jumlah korban yang sangat banyak, kapasitas rumah sakit yang ada tidak memadai. Sekitar 90 pasien berhasil dibawa keluar Jalur Gaza melalui Rafah. Mereka lalu ditampung di Rumah Sakit Al Arish, RS Kaior, dan ada delapan orang diangkut ke Yordania," kata Basuki.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009