Jakarta (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Suriname Maurits Hassankhan pada hari Sabtu ini (8/9) meluncurkan kerja sama kearsipan antara Indonesia dan Suriname yang disaksikan oleh Kepala Arsip Nasional RI (ANRI) Djoko Susilo. "Kami ingin berkolaborasi dengan berbagai negara di dunia mengenai masalah kearsipan, terutama dengan Indonesia yang memiliki banyak kesamaan sejarah," kata Maurits Hassankhan di Kedutaan Besar Suriname, Jakarta, Sabtu. Menurut dia, Indonesia dan Suriname pernah sama-sama dikolonisasi oleh Belanda selama 350 tahun, dan sekitar 15 persen penduduk Suriname adalah orang Jawa. "Oleh karena itu, hingga saat ini begitu banyak arsip-arsip yang masih tersimpan di Suriname tentang Indonesia dan begitu juga sebaliknya," katanya. Ia mengatakan, kerja sama kearsipan itu rencananya akan ditandai dengan pertukaran kopi arsip baik foto ataupun dokumen tertulis. "Karena zaman sudah semakin maju, mungkin arsip-arsip tersebut akan disimpan dalam bentuk mikrochip atau berbentuk digital," ujar dia. Selain pertukaran arsip itu, ujarnya, Suriname juga akan mengirim para tenaga kearsipan mereka ke Indonesia untuk peningkatan kapasitas para sumber daya manusia kearsipan di Suriname. "Selanjutnya setelah peluncuran ini, rencananya akan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk semakin mengukuhkan kerja sama kearsipan antar dua negara," kata dia. Sementara itu, Kepala ANRI, Djoko Susilo mengatakan, arsip-arsip yang akan ditukarkan berangka tahun 1866 hingga 1954. "Jumlahnya begitu banyak, bahkan kalau ditumpuk mungkin bisa sampai berkilo-kilo meter," katanya. Hal ini bertujuan agar Indonesia dapat menggali sejarahnya sendiri melalui berbagai arsip tentang Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007