Makassar (ANTARA News) - Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, mengatakan Malaysia menghormati proses demokrasi di Indonesia dan melaksanakan demokrasi dengan caranya sendiri. "Malaysia telah lalui proses demokrasi begitupun Indonesia. Tapi demokrasi ikut caranya masing-masing. Malaysia melalui proses konsep `Power Sharing` dan memilih integrasi bukan asimilasi. Tapi kita tetap menghormati jalan (demokrasi) yang dilalui Indonesia, asalkan membawa penyatuan kedua-dua negara," kata Wakil PM Malaysia Dato Sri Mohd Najib Tun Razak, saat pemberian gelar Doktor Kehormatan di Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Senin. Menurut Najib, kedua negara bisa sama-sama saling belajar dari pengalaman masing-masing tentang perjalanan demokrasi baik di Indonesia maupun di Malaysia. Pengalaman Indonesia maupun pengalaman Malaysia bisa saling dipelajari dan diterapkan mana yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Menurut Dato Najib, Indonesia dan Malaysia yang sama-sama mayoritas berpenduduk Muslim, bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Islam merupakan agama yang progresif dan sesuai dengan perubahan jaman modern. Menyangkut bidang pendidikan, Dato Najib mengajukan konsep glokal, yakni berpikiran global namun tetap dengan jati diri lokal. "Konsep Glokal berarti global dan lokal dicantumkan supaya jati diri tetap berpijak pada budaya dan agama kita, tetapi pemikiran menjangkau jauh ke dunia. Jangan kita juara kampung, tapi harus juara di pentas dunia," kata Dato Najib. Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla mengaku pertemuan dengan Dato Najib tidak membicarakan hal-hal khusus. Masalah penganiayaan terhadap ketua wasit karate Indonesia Donald Pieter Luther Kolopita di Malaysia, ujar Wapres, tidak disinggung. "Tidak ada pembicaraan yang khusus, kita ingin jaga hubungan jangka panjang dengan saling jaga hubungan ekonomi," kata Wapres. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007