Tangerang (ANTARA News) - Kapolres Metro Tiga Raksa Tangerang, AKBP Toni Harmanto, mengatakan penyebab ledakan yang terjadi di Puspitek, Tangerang, masih dalam penyelidikan karena di lokasi sudah disterilkan. "Informasi yang diperoleh, pihak Puslabfor Mabes Polri akan datang besok (Selasa,11/9) untuk menyisir sekaligus menyelidiki di lokasi mengenai penyebab-penyebab terjadinya ledakan," kata Harmanto di Tangerang, Senin malam. Saat ini dilokasi terjadinya ledakan sudah dipasang pita kuning (police line) sehingga tidak diperbolehkan satu orang pun karyawan memasuki lokasi tersebut. Ketika didesak mengenai dugaan sementara terhadap kasus tersebut, Harmanto berkomentar "Tunggu sampai besok sajalah, keterangannya lebih akurat," Ledakan yang terjadi sekitar Pukul 15.23 WIB di sekitar gedung Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) itu menyebabkan empat korban, yaitu Prof Munawir APU, DR Ing Pujo Untoro, Agus Sujatno AMd dan Sanda SSi, yang mengalami luka bakar dibagian muka dan tubuhnya dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan perawatan secara intensif. Empat pakar di bidang penelitian itu menjadi korban ledakan ketika sedang melakukan penelitian di ruang kerjanya, tepatnya di Laboratorium Penumbuhan Kristal di sekitar gedung Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). Kepala Batan Budhi Astoyo, mengatakan, penyebab ledakan belum bisa ditentukan karena saksi mata empat korban yang mengalami luka bakar itu belum bisa dimintai keterangan. Namun dugaan sementara, kata dia, penyebab ledakan ketika mereka (para korban, red) sedang melakukan penelitian mengenai teknologi bahan industri nuklir, yang kemudian pada cairan kimia mengeluarkan gas bertekanan tinggi sehingga menimbulkan ledakan yang cukup dahsyat sampai memecahkan kaca-kaca setebal 3 mm yang terpasang di ruang laboratorium tersebut. Ke-empat korban yang mengalami nasib naas tersebut selain terkena luka bakar, juga dibagian tubuhnya mengalami memar terkena runtuhan barang-barang yang berada disekitarnya. Ledakan itu tidak menimbulkan zat radioaktif karena peristiwanya terjadi diluar garis kuning, atau di kawasan meletakkan radio aktif.(*)

Pewarta: bwahy
Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007