Jakarta (ANTARA News) - Film "The Photograph" karya sutradara Nan Achnas akan diputar di Festival Film Internasional Pusan (PIFF) ke-12 pada 4-14 Oktober mendatang dan disejajarkan bersama 37 film lainnya dari 13 negara. Produser film "The Photograph", Shanty Harmain, di Jakarta, Senin, mengungkapkan undangan resmi dari pihak panitia PIFF sudah diterimanya pada 5 September lalu, dan pihaknya telah memastikan diri akan hadir bersama Nan Achnas dalam acara tersebut. "The Photograph menjadi salah satu film yang diputar di seksi `A Window on Asia` bersama 37 film dari 13 negara," katanya. Pemeran utama wanita film ini, Shanty, mengaku bangga "The Photograph" diputar dalam PIFF. "Aku senang sekali karena ini bukti filmnya bagus dan kerja keras para pembuatnya diapresiasi masyarakat internasional, dalam hal ini Asia," katanya. "The Photograph", menurut Shanty, terpilih dalam PIFF juga karena tema film yang mengangkat realitas di Asia. "Paling tidak film ini mengangkat realitas keturunan Tionghoa, maupun persoalan perempuan Jawa di tanahnya yang juga tertindas," ujarnya. "The Photograph" merupakan film kedua Nan Achnas yang diputar di PIFF. Filmnya terdahulu "Pasir Berbisik" masuk kompetisi "New Currents" di festival tersebut pada 2001. Pada saat yang sama proyek film "The Photograph" masuk dalam acara Pusan Promotion Plan yang diselenggarakan PIFF dan meraih penghargaan "Script Development Award" dari Goteborg Film Fund. The Photograph bercerita tentang Johan (Lim Kay Tong), tukang foto keliling, yang beranggapan memotret dirinya sendiri adalah aksi terakhir dalam menutup kehidupannya, dan sebuah upaya mengabadikan diri bahwa ia pernah menjadi "peserta" dalam kehidupan. Ia kemudian berusaha mencari sosok yang tepat untuk menggantikan perannya sebagai seorang tukang foto dan berharap orang itu yang akan mengambil gambarnya di detik terakhir hidupnya. Pada kenyataannya foto itu justru diambil oleh Sita, penyanyi karaoke bar dan pekerja seks, seseorang yang dianggap Johan paling tidak mungkin melakukannya, tapi justru kemudian menjadi orang terpenting dalam saat-saat terakhir kehidupan Johan. PIFF adalah festival yang sangat dinamis dan progresif. Penonton festival ini kebanyakan anak-anak muda yang antusias menerima berbagai hal baru dari luar. "Hal yang menarik dari film ini adalah dukungan yang luar biasa dari pemerintah Korea untuk memajukan perfilman mereka," kata Nan.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007